Selasa, 31 Januari 2017

BERBAGI ATAU MENGAJARI

BERBAGI ATAU MENGAJARI

Berbagi atau mengajari itu, dua hal yang berbeda.. walau tujuan nya ya sama.

Kalau berbagi pengalaman, itu kesan nya orang lain tidak akan merasa terpaksa atau terpojok. Namanya juga berbagi.. mau di terima ya syukur, bagi yang tidak mau ya ndak usah di ambil. Jadi tiada pertentangan..

Berbeda dengan mengajari, ketika kita mempunyai suatu ilmu pemahaman, baik dari belajar atau pengalaman diri. Ini akan membuat orang lain terpojok atau terusik. Ego mereka akan terusik, "Saya sudah pintar koq di ajari. Siapa kamu berani-berani nya menggurui?"
Nah, mereka akan merasa di gurui!

Memang harus lebih bijak dalam menyampaikan Amanah-Amanah Allah. Ya berbagi saja pengalaman diri kita. Itu justru sangat kecil Resiko nya. Mereka tidak merasa di  gurui, walau pun mereka mengambil pelajaran dari apa yang kita sampai kan.

Kalau melihat sejarah para Wali-Wali Allah tempo dulu di seluruh Nusantara ini.. dalam Mensyiarkan Agama. Saya yakin, mereka juga hanya berbagi, bukan mengajari/menggurui. Sehingga begitu banyak nya yang beragama hindu atau pun Animisme bisa tertarik memeluk islam.

Itulah yang di katakan HIKMAH, Bisa di ambil pelajaran tanpa harus di ajarkan..

Sangat berbeda dengan Zaman sekarang, orang banyak berlomba-lomba mencari ilmu. Setelah mendapatkan ilmu, bawaan nya hanya menggurui. Menyalahkan dan terus menyalahkan. Ini salah, itu salah..
pasti lah banyak ego-ego yang terpancing.

Jika sudah begitu, Ego diri yang semakin kuat. Merasa pintar, merasa guru..
Akhirnya gagal lah tujuan Awal, bukan nya pesan itu dapat di terima. Pasti mendapat pertentangan. Bagaimana orang mau menerima, jika Ego nya selalu terpancing?

Orang yang pintar itu banyak, tetapi yang bijaksana lah yang langka. Semakin berilmu koq semakin Ego? Seharusnya semakin lah bijaksana.

Jadi luruskan niat, berbagi saja karna Allah. Jangan pernah merasa guru, jika sudah merasa guru.. wajar saja, bawaan nya itu selalu mengajari. Tentu orang merasa di paksa.

Jadi ya berbagi saja, itu lebih Aman. Pasti banyak yang menerima tanpa mereka menyadari.

BERSERAH DIRI

BERSERAH DIRI

Dalam hidup ini terkadang kita ini masih sering merasa mampu, ketika masalah tiba.. kita merasa bisa menyelesaikan nya. Apakah itu karna ilmu, karna kemampuan diri, atau kah karna punya uang.

Tetapi ada saat nya itu semua tiada dapat membantu kita, ada saat nya kita di suruh bergantung kepada Allah total. Harus hilang segala daya dan upaya.

Jadi, yang namanya berserah diri itu.. ya harus benar-benar tak berdaya, tak bisa apa-apa. Barulah nanti kita akan membuktikan kuasa Allah.

Yang Namanya berserah diri, itu memang laku tingkat tinggi, harus sampai nggak bisa apa-apa. Kalau masih bisa ini-itu.. berarti masih ada secuil ego kita. Itu belum berserah namanya.. 🙏

Senin, 30 Januari 2017

KE ALLAH HARUS BERANI MELEPASKAN

KE ALLAH ITU HARUS BERANI MELEPASKAN

Ada seorang sahabat yang curhat kepada saya, ia merasa gagal dalam BerDN.

Sudah lama berlatih DN, tetapi setiap berDN tubuh nya selalu kaku/tegang. Sehingga ia bertanya, "Saya ikut patrap lapangan sudah 3 kali, tetapi belum bisa merasakan apa-apa...
apa ini pertanda hatiku telah terkunci atau iman saya sudah rusak ya..?"

Setelah saya selidiki, akhirnya beliau mengaku bahwa, sebelum mengamalkan DN beliau telah belajar ilmu pernafasan untuk penyembuhan. Sehingga setiap berDN tubuh nya selalu tegang/kaku.

Semoga uraian ini bisa di ambil pelajaran untuk semua nya. Perlu di ketahui, dalam berDN ini kita perlu kelurusan hati. Apa sih tujuan atau niat kita berDN? Apakah mencari sakti.. atau kah ingin untuk penyembuhan..dll?

DN ini bukan Amalan main-main. Jika tidak lurus ke Allah, pasti ber efek bagi diri. Jadi harus berani melepaskan apa pun ilmu yang selain Allah.

Jika selama ini kita merasa punya ilmu, merasa memiliki kesaktian, lepaskan lah karna Allah. Seperti kisah nabi musa..

Allah SWT berfirman:

اِنِّيْۤ اَنَاۡ  رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَـعْلَيْكَ ۚ  اِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى 
"Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Tuwa."
(QS. Ta Ha: Ayat 12)

ketika Nabi musa menghadap menjumpai Allah, ia di suruh melepaskan terompah nya. Ini mempunyai kiasan makna, bahwa menghadap ke Allah itu harus suci, lepaskan segala ego, kemampuan, keinginan. Jadi, ya berserah diri saja.

Jika dalam berDN kita masih menyandarkan diri kepada ilmu pernafasan, kesaktian, dan kemampuan apa pun itu. Pasti lah ada efek nya.

Jadi, jika sebelum nya telah mempelajari ilmu pernafasan, ya jangan di campur aduk. Ilmu pernafasan itu, mengatur atau menahan nafas.. di situ ada EGO.
Sedangkan dalam berDN, kita ya hanya mengikuti nafas saja, justru meleburkan ke ego an. Pasti sangat bertolak belakang.

Lurus kan lah niat karna Allah. BerDN hanya karna ingin mendekat dan menghadap Allah. Bukan karna mencari apa-apa. Jadi harus bersih hati. Harus lurus karna Allah..

DN nya tidak saya campur, tetapi mengapa masih ber efek ya mas? Ya karna masih belum di lepas ilmu yang lama. Harus berani melepas, jika benar-benar mau ke Allah. Ya tinggalkan saja ilmu yang lama, jangan di pakai lagi.

Orang yang berDN itu malah tidak bisa apa-apa, tak mampu apa-apa. Tiada lagi pegangan nya selain dari pada Allah.

Jika takut kesaktian nya hilang, karna berDN.. ya lebih baik tak usah berDN. Karna dalam berDN itu di perlukan kelurusan..

Menghadap Allah itu harus bersih..





Dari Pelaut.. di rubah Allah jadi Pedagang



Dari Pelaut.. di rubah Allah menjadi pedagang..

Itulah Hidup.. 
Dari seorang pelaut yang selalu bangga dengan dengan kedudukan nya. selalu banyak duit nya..
sekarang harus Mulai merangkak dari nol.

Kaget.. memang sedikit kaget! perubahan itu begitu drastis.
Jika melihat masa lalu.. memang tergiur untuk merasakan kembali.
Serba cukup, serba terpenuhi, mau apa saja dapat.

Tetapi sekarang, Allah lepas kemelekatan itu. "bisa kah engkau hidup tanpa dunia Andy? Takutkah engkau, jika ku beri kemiskinan?"

Aku hanya bisa menjawab, "bisa apa aku.. jika itu telah menjadi kehendak mu ya Allah? Sungguh ku bukan hamba yang bersabar..jika menolak ini semua."

"jika engkau bertanya, takutkah aku? tentu lah aku takut, aku hanya manusia biasa ya Allah. Aku bukan Nabi, Apalagi Wali. Ku kembali kan rassa takut ini pada mu ya Allah."

Menjadi Pelaut, sangat harum namanya. di sanjung dan di puja karna banyak uang nya. lebih tinggi derajat nya di banding karyawan di darat. Tetapi sangat jauh diri ini dari Allah. tiada sedikit pun SADAR ALLAH. selalu tenggelam ke lumpur penuh dosa.

Menjadi Pedagang, memang lah tak seberapa. tetapi banyak waktu bersama mu ya Allah. banyak waktu aku untuk memperbaiki diri. Banyak waktu aku mendekat kembali. banyak waktu ku menyampaikan Amanah-Amanah MU.

Aku lebih tenang begini ya Allah, Aku tak mau jauh-jauh lagi dari MU. Jadikan lah Aku apa saja sesuai kehendak MU, yang penting aku tak jauh-jauh lagi dari MU ya Allah..

SABAR

SABAR

Untuk menjadi seorang yang Penyabar itu butuh proses, butuh gemblengan. bagaimana mungkin kita kan bisa sabar jika belum di hadapkan dengan gejolak jiwa?

Jadi, Selalu lah Berprasangka baik pada segala apa yang terjadi dalam hidup ini. Ketika kita menemui suatu kejadian yang tidak enak, tidak menyenangkan, tidak di inginkan. berprasngka baik lah! itu pertanda, Allah telah mengajarkan mu Arti kesabaran..

Mungkin dalam hati, kita bertanya-tanya, "Saya sudah cukup bersabar, tetapi mengapa ini semua tiada habis-habis nya? sampai kapan saya harus terus bersabar..?"

itu pertanda engkau belum bersabar! maka nya di beri lagi..
Sampai engkau benar-benar mau menerima.

Orang yang tak sabar pasti celaka, pasti menderita. mencoba berlari dari kenyataan hidup, tetapi bukan masalah yang selesai. malah semakin tersiksa. Sabar itu penolong bagi diri, agar kita tidak celaka.

Bumi, langit, segala Alam semesta dan se isi nya, di perintah kan untuk tunduk kepada Allah dengan rela ataupun dengan terpaksa.
jadi kemana lagi kita harus berlari jika Allah telah menetapkan suatu kehendak nya?

ya, tunduk saja.. terima dengan lapang dada, bersabar menjalani segala kepahitan ini. karna, jika tidak cepat-cepat kita bersabar/menerima.. nanti pasti kita akan di suruh tunduk dengan terpaksa. mana kah yang lebih sakit? sukarela atau kah terpaksa?

kesabaran itu proses, didikan Allah.. agar kita menerima segala ketetapan nya. jadi, ya sabar saja.. selalu lah berprasangka baik pada Allah. sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. apakah lagi yang harus kita takutkan jika Allah sudah beserta/bersama kita? jadi, ya sabar saja..

Minggu, 29 Januari 2017

YANG BENAR HARUS BERANI TERUS BERJALAN

YANG BENAR HARUS BERANI TERUS BERJALAN

Orang yang lurus karna Allah itu memang sedikit bersikap agak lain daripada yang lain. Bukan saja di anggap sombong/angkuh.. pasti di bilang gila! Bagi orang-orang yang terusik keyakinan nya kepada yang selain Allah.

Yang lurus itu langka, memang sudah sangat jarang di temui, sehingga bagi kebanyakan orang di anggap ajaran sesat dan nyeleneh.

Bagaimana tidak aneh? Orang lain banyak berguru kepada manusia dan mengagungkan guru (Ahli ilmu), kita malah meninggalkan ilmu, tetapi berguru secara langsung kepada Allah. Dan syarat berguru kepada Allah itu harus berani meninggalkan guru manusia.

Bagi yang keimanan nya belum kuat, pasti tidak berani, pasti takut tersesat karna belajar tanpa guru pembimbing manusia.

Itulah kita, di beri yang praktis tetapi malah mencari yang sulit. Di beri yang langsung, tetapi masih mencari perantara. Karna tradisi berguru itu sudah mendarah daging, sehingga kita banyak yang takut jika belajar sendiri kepada Allah.

Padahal, jika di kaji dari Al quran.. Allah menyuruh kita itu bertanya kepada Ahli dzikir. Bukan kepada Ahli agama, apalagi Ahli tafsir Al quran. Mengapa kepada Ahli dzikir? Karna Ahli dzikir itu ilmu nya bukan karna belajar atau membaca kitab. Tetapi dengan berIHSAN(Sadar Allah) kepada Allah.

Dengan berIHSAN itulah ia dapat membaca kalam dan perintah-perintah Allah. Dan Al quran di baca akan dapat menangkap apa yang Allah maksudkan. Karna ia membaca dengan berIHSAN. dan akan paham, mana perintah yang tertulis dan mana perintah yang tidak tertulis.

Selama ini kita banyak mengaji, belajar agama kepada manusia, tetapi hanyalah menumpuk ilmu tanpa mempraktekkan. Sehingga berbangga-bangga dengan ilmu yang di miliki.

Sangat berbeda dengan orang-orang yang berguru kepada Allah, langsung di beri pelajaran dalam kehidupan, sehingga ilmu itu akan datang sendiri tanpa belajar. Jadi praktek dahulu, baru dapat ilmu.

Jangan heran jika orang yang Sadar Allah itu di anggap gila! Karna Nabi ibrahim dahulu juga begitu, dia hancurkan segala berhala-berhala yang selain Allah. Padahal itu Tuhan bapak dan nenek moyang nya. Apakah itu tidak gila?

Begitu pula lah kita yang Sadar Allah ini, akan dapat melihat benar dan salah. Jika kita berkata, "jangan mengagungkan guru manusia, karna tanpa sadar engkau telah menjadikan nya berhala!" Apakah itu salah?

"Tiada guru Mursyid yang dapat mengenal kan diri mu kepada Allah, selain Allah sendiri yang memperkenalkan NYA" apakah ini itu salah?

Kita mengajak menghadap kepada Allah, temui Allah sendiri. Sampai benar-benar menyaksikan. Karna sesungguhnya Allah itu dekat. Kita nya saja yang belum menyadari.

Para Nabi itu mana ada guru, selain Allah sendiri yang mengajarkan. Jika mereka bisa.. mengapa kita tidak bisa, bukan kah mereka juga manusia?

Semua itu tergantung keimanan kita, bisa atau tidak bisa itu ya tergantung kita. Apakah masih bergantung kepada berhala-berhala yang selain Allah, ataukah hanya lah bergantung kepada Allah.








KETIKA BERDZIKIR NAFAS MENGAPA MENGANTUK

KETIKA BERDZIKIR NAFAS MENGAPA MENGANTUK?

Ini banyak menjadi pertanyaan sahabat-sahabat seperjalanan. Saya akan coba berbagi sebatas apa yang saya ketahui.

Jika dalam berDN itu kita selalu mengalami kendala hilang nya kesadaran karna mengantuk sehingga tertidur, ini perlu di koreksi.. Ketika berDN kita duduk sila, apa duduk timpuh?

Jika duduk bersila, wajar saja kita sering kalah oleh rasa ngantuk. Itulah efek duduk bersila bagi yang belum terlatih.

Makanya ikuti saja sesuai aturan dalam DN, yaitu di harus kan duduk timpuh.. agar kesadaran kita selalu aktif/terjaga. Walau jasad ini tidur, jiwa tetap aktif/Sadar berdzikir kepada Allah.

Efek duduk bersila dengan waktu yang lama, ialah akan menyerang sakit punggung dan pinggang. Sedang kan efek duduk timpuh ialah kaki akan kram/kebas atau sakit karna tidak lancar nya mengalir nya aliran darah ke kaki.

Tetapi itu hanya di awal-awal saja, karna belum terbiasa. Jika telah terbiasa. Tiada masalah lagi kita duduk timpuh dalam waktu lama.

Jadi sama-sama ada efek, dan duduk timpuh mempunyai nilai plus, yaitu kita tidak tertidur, akan terus terjaga kesadaran nya.

Ok, lanjut ke masalah ngantuk. Mengapa selalu mengantuk?
Untuk mengenal diri sebenar diri, kita itu harus mati dahulu, barulah jiwa akan hidup/aktif. Yaitu jasad ini harus tertidur dahulu, barulah yang Sadar itu jiwa/Nafs kita.

Selama ini kita selalu hidup dengan jasad. Yaitu diri yang dzohir. Sedangkan diri yang bathin(jiwa/Nafs) kita tidak pernah menyaksikan.

Jadi rasa mengantuk dalam berDN, ialah suatu proses trans.. pindah nya kesadaran jasad, masuk kepada kesadaran jiwa/Nafs. Mengantuk ialah pintu masuk ke jiwa.

Nah, cuma di sini terkadang kita lalai atau lengah. Karna begitu tenang dan nyaman, begitu nikmat nya rasa mengantuk.. kita jadi hilang kesadaran dalam berdzikir. Akhirnya ikut tertidur. Memang perlu ekstra latihan untuk melatih kesadaran ini. Bisa.. Karna telah terbiasa.

Jadi solusi nya ialah lakukan DN dengan duduk timpuh bagi pemula, jika kita tidak sanggup duduk timpuh karna faktor usia. Lakukan lah duduk sila. Tetapi harus bersandar ke dinding, agar punggung dan pinggang tidak sakit.

Apabila rasa mengantuk menyerang, waspada lah. Berarti kita itu sudah mulai masuk kepada jiwa, dan tetap di jaga kesadaran nya agar kita tidak tertidur.

Jangan terlena oleh rasa tenang, nyaman, hening, pokok nya harus terus berjalan. Biar lah jasad ini tidur, kesadaran kita jangan ikut tidur.

Semua itu butuh latihan, jadi harus sering-sering di latih..





Maqom Asbab dan Maqom Tajrid

Maqom Asbab dan Maqom Tajrid

Asbab dan Tajrid ialah suatu keimanan yang sangat berbeda.

Ahli Asbab, yaitu orang yang masih berusaha dengan kemampuan diri nya. Ini adalah orang yang masih berpikir rasional. Masih bergantung kepada sebab-akibat.

Bagaimana mungkin jika ia menginginkan sesuatu tetapi ia tak berusaha? Contoh nya saja begini, mungkin kita pun sering begitu..

Ketika kita menginginkan sesuatu, dan kita berkata kepada orang lain, "saya mau begini dan saya mau begitu.." Pasti orang yang mendengar kan itu langsung bertanya, "dari mana duit nya?" Hehe..

Ini adalah orang yang Ahli Asbab, ia meyakini sesuatu jika ada duit nya. Tanpa duit ia akan merasa sangat mustahil. Dia tidak salah, karna keyakinan/keimanan nya masih bergantung kepada sebab akibat.

Tetapi sangat berbeda dengan Ahli tajrid, jika ia sudah mempunyai keinginan, dan meyakini keinginan nya itu akan di kabulkan Allah. Maka keinginan nya itu akan terwujud walau tanpa usaha. Tiada lagi sebab akibat. Karna sesuatu itu telah menjadi jaminan Allah. Dan akan terpenuhi dengan cara Allah, bukan lagi karna sebab usaha diri nya.

Kita lihat saja para ulama atau kyai yang mempunyai pondok-pondok pasantren yang sangat megah. Jika kita lihat, berapa sih komisi nya sebagai penceramah? Apa sih usaha nya? Mengapa bisa membangun pasantren yang begitu megah, dari mana uang nya?

Itulah Ahli tajrid, usaha nya bukan lagi mencari kerja atau mengumpulkan uang. Tetapi ia hanya menjalankan saja amanah yang di berikan Allah kepada nya. Seolah Allah berkata, "tugas mu hanya berdakwah, jadi ya berdakwah saja! Maka segala sesuatu nya AKU yang menjamin nya."

Ya tentu nya semua kebutuhan yang terpenuhi itu dengan cara Allah, bukan lagi dengan cara diri nya. Karna ia yakin, beriman, dan melaksanakan perintah Allah.. terjaminlah dia. Itulah Tajrid, tentu nya harus Nekad karna Allah.

Lantas, apakah kita yang Ahli Asbab bisa mencapai Tajrid?
Sangat bisa.. tetapi semua itu tergantung keimanan kita kepada Allah. Yakin tidak kepada Allah? Kalau belum yakin, ya jangan coba-coba..!

Karna goncangan jiwa untuk mencapai ke tajrid an itu sangat luar biasa, harus benar-benar menghilangkan segala daya dan upaya. Pasti penuh dilema. Harus paham perintah Allah.. tugas yang Allah berikan kepada kita itu apa, kita ini di suruh apa?

Jadi, ya tidak sembarang orang untuk memperoleh ke tajrid an. Pasti ada tugas dari Allah. Jadi harus di pahami, ke tajridan itu bukan di minta-minta, tetapi memang lah sudah di kehendaki Allah. Ya tergantung keimanan sesorang, tergantung seberapa kuat nya ia bergantung kepada Allah.

Jika seorang Ahli tajrid, menjadi kaya raya tanpa usaha, sebenarnya dia itu tidak minta kaya. Tetapi kekayaan itu Allah berikan karna menjalankan perintah Allah. Itulah jaminan Allah.

Kalau di dalam diri kita masih ada keinginan.. ingin kaya, ingin sukses, ingin hidup senang. Ya jangan minta tajrid, ya berusahalah. Karna itu berarti kita masih lah Ahli Asbab.

Ahli tajrid itu tidak minta apa-apa.. ia hanya menjalankan saja tugas yang Allah berikan kepada nya. Tentulah dia selalu dalam jaminan Allah, walau ia tak berusaha.







Sabtu, 28 Januari 2017

JANGAN SALAH MENCINTAI

JANGAN SALAH MENCINTAI

Ada suatu pepatah..
"Lebih enak di cintai, daripada mencintai.."

Kenapa begitu..?
Karna yang mencintai itu capek, selalu berkorban, selalu terluka, disakiti tetapi tetap bertahan dan mengalah. Katanya, "Itu semua karna cinta.."

Bagi saya itu bukan karna cinta.. tetapi bodoh!
Mengapa bodoh? Ia tak Sadar, ia telah di perbudak karna cinta. Dengan cinta menjadi merasa memiliki. Setelah merasa memiliki, semakin lah diri ingin menguasai apa yang di miliki itu.

Makanya, jangan lah terlalu mencintai apa pun di dunia ini. Jangan salah mencintai..
Cintai lah Allah yang hakiki, tentu kita menjadi hamba Allah. bukan hamba dunia.

Yang terlalu cinta kepada istri, pasti lah menjadi suami-suami takut istri. Ya di perbudak istri.. begitu pula sebalik nya. Pasti tersiksa, terkekang. Pasti menderita..

Makanya, cintai lah sesuatu itu karna Allah saja. Jangan karna mahluk. Jujur saja, saya itu dahulu nya juga suami takut istri. Hehe..
karna terlalu mencintai.. jadi takut kehilangan. Akhirnya ya menurut saja, walau diri terkekang.

Tetapi setelah cinta itu hanya kepada Allah. Saya mencintai karna Allah. Di situlah turun nya rahmat Allah. Sekarang terbalik, istri lah yang takut kehilangan.

Ingat! Anak, istri, suami.. itu semua hanya lah titipan Allah. Jangan terlalu mencintai. Jangan merasa memiliki. Nanti kita akan di perbudak cinta.

Tetap lah biasa-biasa saja, cintai lah karna Allah. Jangan lah kita mencintai isi dunia ini melebihi daripada cinta kita kepada Allah.

WAKTU KHUSUS BERDZIKIR NAFAS

Kapan kah waktu terbaik/khusus untuk Berdzikir Nafas?
_______________________________________________

Dalam Berdzikir Nafas, tiada waktu khusus..
Bagi pemula yang baru mengamalkan nya ialah, cari lah waktu yang sunyi atau sepi. Agar kita bisa lebih cepat khusyu' atau bisa lebih cepat masuk kepada kesadaran jiwa.

Jika di rumah kita ramai orang, lakukan lah DN itu ketika mereka telah tidur. Karna suasana sepi sangat mendukung kesadaran kita fokus kepada Allah. Latih terus setiap hari..

Nanti jika telah terlatih, kita akan bisa berDN di kala ramai orang atau suasana bising. Walau anak kita menjerit-jerit atau istri menonton tv dengan volume besar.. kita tak lagi terganggu dengan kebisingan itu semua. Karna telah bisa memisahkan kesadaran.

Itulah yang di katakan "sendiri di kala keramaian". kita merasa terganggu karna masih di wilayah jasad, telinga ini masih mendengar suara di sekitar. Sehingga masuk kepada pikiran. Di sini terkadang kita sering marah, ketika anak-istri yang bising. Tetapi jika kita telah masuk kepada kesadaran jiwa, kita akan terpisah dengan pikiran. Walau telinga mendengar suara bising, tetapi jiwa telah menyendiri tak lagi terganggu pada suara sekitar.

Bahkan semakin lama, suara di luar diri tak lagi kita dengarkan. Yang terdengar dan di saksikan hanya lah yang di dalam diri.

Jadi, untuk pemula.. memang harus ekstra latihan di kala sepi. Nanti jika telah terlatih, di kala ramai kita bisa selalu BerDN setiap saat.

Sendiri atau beramai-ramai..
Sunyi atau bising..
Ya sama saja, karna kita telah terbiasa masuk pada jiwa yang tenang. Tak lagi berpengaruh pada suasana sekitar.

Jumat, 27 Januari 2017

TERIMALAH PERBEDAAN

TERIMA LAH PERBEDAAN

Jika kita melihat diri, pasti lah kita menjadi bangga, meremehkan, dan menolak perbedaan..

Tapi coba lah melihat Allah, yang menciptakan perbedaan..
Tentulah lah kita akan menerima dan menghargai perbedaan itu. Karna di situ ada kehendak Allah, ada takdik mutlak NYA.

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوْا   ؕ  اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ   ؕ  اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
(QS. Al-Hujurat: Ayat 13)

di ciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku itu agar saling kenal-mengenal, bukan untuk membenci perbedaan..! Yang saling kenal pasti menjadi sayang. Pastilah rukun dan damai..

Harus di ingat, "sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertakwa.."
Harus di pahami kalimat ini, Allah bilang di antara kamu itu, yaitu di antara seluruh manusia. Bukan yang beragama islam saja. Jadi, Jangan bangga dengan agama, jangan mempertuhankan agama.

Dan Allah bilang, Allah yang lebih mengetahui orang yang bertakwa itu. Mengapa kita selalu merasa paling benar, Paling suci, paling bertakwa. Belum tentu.. Allah lah yang lebih mengetahui.

Jadi, terimalah perbedaan.. karna itu ciptaan Allah. Mereka pun tidak meminta di takdirkan berbeda dengan kita.

Orang yang menolak perbedaan, sesungguhnya ialah orang yang sombong, ego! Seperti sudah dapat tiket surga saja, koq angkuh begitu..?

Padahal Allah lah yang lebih tahu..

TIPS BERDZIKIR NAFAS

TIPS BER DZIKIR NAFAS

Ada seorang ibu jemaah DN Malaysia bertanya,
"Assalamualaikum saudara Andy, Ibu nak minta tips supaya dpt istiqamah dlm zikir nafas?".

Semoga uraiaan ini bisa menambah semangat teman-teman semua, agar lebih istiqomah lagi berDN nya. Aamiin ya Allah..

Dzikir Nafas itu sama dengan melaksanakan Sholat, Apabila telah terbiasa pasti lah menjadi Amalan sehari-hari.

Jika kita senantiasa terjaga Sholat lima waktu, pasti lah Sholat itu tidak lagi berat. Coba bagi orang yang Sholat nya hanya senin-kemis, maksud nya kadang Sholat, kadang nggak sholat. Pasti lah untuk mendirikan Sholat yang lima waktu itu sangat berat. Seminggu saja kita meninggalkan Sholat terus menerus, untuk kembali melaksanakan Sholat kembali, pastilah butuh perjuangan yang luar biasa.

Jadi, yang di katakan berat itu ialah karna belum terbiasa.. sehingga kurang istiqomah. Begitu pula lah dalam berDN, memang lah harus di biasakan. Butuh tekad dan perjuangan dari dalam diri.

Saya cerita sedikit pengalaman saya dahulu, semoga bisa di ambil pelajaran. Dahulu, saya setiap Sholat tetapi tak pernah merasakan Allah yang dekat. Ketika Saya mengamalkan DN, saya merasakan Allah yang dekat (khusyu/bertemu Allah).

Sehingga saya semakin gila berDN, selesai Sholat Magrib, saya duduk berDN sampai lah waktu isya. Setelah saya sholat isya, saya lanjutkan lagi berDN hingga tak terasa saya duduk 3 jam.

Sampai lah istri saya marah-marah karna di kira nya mengamalkan suatu ilmu yang sesat.

Setelah berDN saya pun bangun dengan kaki yang terpincang-pincang karna terlalu lama duduk timpuh. Istri saya ajak keluar jalan-jalan saya tak mau, saya asyik sibuk berduaan bersama Allah. Saya lebih suka berDN menemui Allah.

Itulah kalau kita sudah mendapatkan "Rasa", Pasti lah ketagihan. Pasti gila karna Allah. 

Mungkin teman-teman yang kurang istiqomah DN nya, karna belum mendapatkan "Rasa". Sehingga sulit untuk istiqomah.

Setelah saya mendapatkan Rasa IHSAN(Sadar Allah), baru lah saya bawa dalam Sholat, dan bagaimana rasa dekat nya kepada Allah dalam berDN, saya rasa pula di dalam sholat.

Beriring nya waktu saya berDN, barulah saya di tegur Allah, " ingat ndy, kamu itu punya anak-istri, mereka itu amanah KU. Jangan kamu abaikan mereka!"

Semenjak itu DN saya tidak selama yang dulu. Paling lama ya hanya setengah jam setelah selesai Sholat. Dan Allah pun tetap saya rasakan dekat di kala di luar sholat dan dzikir. Di kala duduk, berdiri, dan berbaring Sadar Allah(IHSAN) selalu Aktif.

Jadi semua itu memang tidak mudah/instant, harus punya tekad dan kesungguhan. Harus rajin-rajin latihan.

Bagaimana kita akan menjadi Ahli beladiri, jika tak rajin latihan? Begitulah berDN ini.. harus sering-sering di latih. Bisa.. karna telah terbiasa.

Jadi, untuk teman-teman semua.. kuat kan tekad dan kesungguhan, sering-sering lah di latih. Allah sangat suka keistiqomahan. Seperti firman Allah,
يٰۤاَيُّهَا الْاِنْسَانُ اِنَّكَ كَادِحٌ اِلٰى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلٰقِيْهِ
"Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya."
(QS. Al-Insyiqaq: Ayat 6)



Kamis, 26 Januari 2017

DISKUSI SANTAI - PILIH DN ATAU TENAGA DALAM?

DISKUSI SANTAI - PILIH DN ATAU TENAGA DALAM..?

Sahabat,
Assalamualaikum Bang

Andy,
Waalaikumsalam wr wb..

Sahabat,
Mau tnya bang,  mmpunyai ilmu tenaga dalam apa berpengaruh kalau mlakukan hu Allah (DN) ???

Andy,
Dalam belajar DN, kita tidak memakai tenaga dalam. Jadi jika ingin belajar.. jangan di campur aduk. Ikuti saja step by step dalam berDN. Biar pelajaran DN maksimal..

Sahabat,
Jdi harus di keluarkan tenaga dalam ini ya bang ?

Andy,
Di tinggalkan saja..

Sahabat,
Ya bang

Andy,
Tenaga dalam ibarat air sirup..
DN ibarat air putih..
Pilih saja salah satu, mana yang lebih sehat dan menyegarkan.. jangan di campur aduk, nanti tidak lagi murni.. :-)

sahabat,
Hehehe ya bang, kapan hari itu saya DN hnya brpa gtu trus kpla saya pusing bang

Andy,
Kenapa pusing, di campur ya dengan tenaga dalam? Hehe :-)

sahabat,
Hehehe, ohhhh ya bang apa dgn DN ilmu saya ini keluar ?
Mau nya saya, saya mlaksnakan DN ttapi tdak mngeluarkan ilmu saya ini

Andy,
DN dan tenaga dalam itu sangat bertolak belakang bang, di DN kita belajar berserah.. tak lagi mengakui diri..

Sedangkan orang yang memakai Tenaga dalam justru di situ keegoan nya sangat kuat. Merasa bisa.. merasa mampu..

Padahal para Nabi dan wali Allah itu tidak pernah ia memakai Tenaga dalam, justru dengan berserah kepada Allah, mukjizat dan karomah nya luar biasa. Karna bukan lagi kekuatan diri, tetapi sudah kekuatan Allah..
Jadi, pilih mana.. kekuatan diri atau kekuatan Allah? :-)

sahabat,
Ya bang, saya konsultasi dg masku gtu jwab nya, hrus d kluarkan biar kita brserah dri, sma dg abang itu jwab nya

Andy,
Alhamdulillah.. udah, pilih DN saja.. justru hidup lebih tenang, santai.. nggak cepat pemarah.. :-)

sahabat,
Ya, ohh ya bang saya sngat brtrima kasih udah bagi" ilmu

Andy,
Ya bang, sama-sama..
Kita belajar lurus saja, berserah diri kepada Allah..

Lebih enak jadi orang biasa, ga merasa punya/bisa apa-apa.. justru itu kita akan jauh dari kesombongan..

Sahabat,
Ya bang

PENGALAMAN AWAL BERTEMU DZIKIR NAFAS

PENGALAMAN AWAL BERTEMU DZIKIR NAFAS

Alhamdulillah, tambah teman, tambah saudara. Sedikit berbagi pengalaman saya mengenal DN 3 tahun silam. Saya juga sama seperti teman-teman yang lain nya, saya menemui DN Sadar Allah ini juga dari youtube nya pak pur. Lalu saya saya cari di Facebook. Ternyata ada juga facebook nya.

Lalu di Facebook pak pur saya banyak bertanya jawab seputar dzikir nafas. Dan bertemu lah eyang M.Nasir dari pekanbaru. Saya pun di ajak eyang M.Nasir untuk belajar di group whatsapp.

Seiring waktu, saya terus mengamalkan DN dan berbagi cerita di Group agar saya mengetahui apakah DN saya sudah benar atau salah? di group itu kami sama-sama belajar dan saling berbagi pengalaman masing-masing seputar DN.

Walau pun saya belum ke solo dan berjumpa langsung dengan pak pur, pelajaran Allah selalu mengalir di group itu. Dan saya banyak mengambil pelajaran.

Pak pur menganjurkan agar terus menuliskan pelajaran Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan saya patuhi itu. Memang benar, ilmu Allah tiada habis-habis nya. Dan ada-ada saja untuk di tuliskan.
Dan saya pun belajar melalui tulisan saya sendiri.

Tidak di sangka, baru mengamalkan DN selama dua tahun. Saya bisa menghasilkan sebuah buku, yang berjudul "Sadar Allah dengan Dzikir Nafas". Dan Alhamdulillah, dengan terus berbagi.. ilmu Allah tiada habis nya.

Jadi, di buka nya sebuah Group di Whatsaap ini ialah sebagai sarana kita belajar bersama. Untuk teman-teman yang baru bergabung, semoga aktif dan terus berbagi pengalaman DN nya, karna begitu lah cara saya belajar dahulu.

Tulis saja pelajaran Allah sehari-hari dalam kehidupan ini. Ketika kita berbagi, maka ilmu yang Allah berikan akan selalu update. Memang tiada habis nya.

Terkadang pelajaran Allah itu akan turun melalui diskusi dengan teman-teman di group, jadi sangat penting lah kita selalu aktif.

Untuk teman-teman di group, jangan malu, jangan sungkan. Kita sama-sama belajar. Jadi berbagi lah, karna dengan berbagi.. ilmu Allah akan di turunkan.

Itulah cara saya belajar kepada Allah selama ini, semoga teman-teman semua bisa mencontohkan..

ADAB BELAJAR

ADAB BELAJAR

Untuk mendapatkan suatu ilmu dari seseorang, apa pun bentuk ilmu nya.. ya harus di minta, meminta tanda butuh. Dan yang mengajarkan suatu ilmu akan sangat Ridho menurunkan ilmu nya kepada yang butuh.

Karna, untuk apa memberi ilmu jika seseorang itu tidak butuh? Tentu lah ilmu itu tidak di hargai, dan sia-sia lah kita yang mengajarkan. Buang-buang tenaga saja jika mengajari tetapi orang tak butuh.

Meminta itu bukan dengan ikrar, tetapi cukup dengan banyak-banyak bertanya. Ketika seseorang melaksanakan setiap anjuran-anjuran dari yang mengajarkan. Maka ilmu itu akan mengalir.

Karna Nabi Musa saja meminta kepada Nabi khidir ketika ia mau belajar.

Allah SWT berfirman:

قَالَ لَهٗ مُوْسٰى هَلْ اَتَّبِعُكَ عَلٰٓى  اَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
"Musa berkata kepadanya, "Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?""
(QS. Al-Kahf: Ayat 66)

mungkin kita sering mendengar suatu pepatah, "Malu bertanya.. sesat di jalan!". Bagi saya itu suatu pepatah yang sangat dalam makna nya. Kalau hanya diam saja tidak mau bertanya, apa yang kita dapat? Berarti kan sudah paham. Padahal belum..

Lakukan saja setiap anjuran yang mengajarkan, just do it, setelah di amalkan barulah bertanya, agar kita tahu sudah di mana perjalanan kita, apakah benar atau salah. Nanti kan bisa di koreksi.

Tetapi ada juga seseorang yang belajar itu tidak banyak tanya, tetapi banyak giat mengamalkan. Apa pun kata si pengajar ia hanya berkata, "siap!" Di sini mengalir lah keberkahan ilmu, karna ia butuh.. ilmu itu mengalir sendiri. Tanpa banyak tanya akan paham sendiri.

Jadi, adab dalam belajar itu kunci nya ialah "Butuh", jika tidak butuh.. ilmu itu tidak akan mengalir kepada kita.

Rabu, 25 Januari 2017

BELAJAR BERSAMA DI GROUP WHATSAPP


BELAJAR BERSAMA DI GROUP WHATSAPP

Bagi teman-teman yang mau belajar bersama tentang Dzikir Nafas Sadar Allah, silahkan menghubungi Admin kami yaitu,
Pak widarto, Hp/Wa +62 858-1176-2008.

Dengan syarat,
- Memberi Alamat lengkap,
tujuan di data nya Alamat ini agar kita bisa mengetahui seandainya ada jemaah baru yang ingin belajar, semoga bisa belajar di tempat dan kota nya masing-masing. Misalkan ada yang baru belajar, banyak yang bertanya.. "apakah ada jemaah komunitas DN di kota medan?". Nanti kami bisa mencari di biodata jemaah, sehingga bisa belajar bersama di tempat masing-masing.

- karna Group nya Dzikir Nafas Sadar Allah, jadi diskusi kita ya seputar DN. Agar pelajaran yang di serap itu lebih maksimal. Jadi tulis lah segala pengalaman atau hasil laku kita sehari-hari dalam berDN. Agar bisa di ambil pelajaran bersama.

-Jangan copy paste atau hanya menjadi penyimak saja. Semoga di group itu selalu aktif dan selalu mengalir pelajaran Allah.

Menurut saya hanya itu saja persyaratan yang harus di patuhi di Group. Jujur saja, Awal saya belajar DN 3 tahun yang lalu juga dari Group, dan pelajaran Allah selalu mengalir ketika kita selalu berbagi dari hasil laku kita. Jadi untuk teman-teman yang benar-benar ingin belajar. Ayoo kita saling berbagi, laksana tinta seluas lautan.. ilmu Allah tiada habis-habis nya jika kita selalu berbagi..

Selasa, 24 Januari 2017

BELAJAR LAH DARI NABI IBRAHIM AS..

BELAJARLAH DARI NABI IBRAHIM AS..

Ketika Saya bilang, "kita belajar lah Hakikat dahulu barulah lah belajar syariat." langsung ada yang bertanya, "dalil Al-quran nya dan Hadist nya mana?

Saya cuma bisa menjawab, "saya belum tahu pak.."

"waduh, bingung nih saya ya Allah.. apa dalil nya ya,? memang saya belum tahu. saya pun bertanya kepada Allah.

Alhamdulillah.. dengan kalam Allah yang tak bersuara, tetapi dapat di dengar.. saya di beri tahu. untuk teman-teman yang masih ragu atas pernyataan saya, carilah ayat di Al Quran yang berkaitan tentang Nabi Ibrahim As..

Di situ di kisah kan Nabi Ibrahim itu mencari Tuhan, itu lah pelajaran mengenal Allah, yang di pelajari Hakikat dahulu. Bagaimana mungkin dia Bersyariat, jika ia tak tahu siapa yang akan dia sembah? Bagaimana mungkin ia beribadah, jika ia tak tahu kepada siapa ia beribadah?

setelah ia paham, ia kenal, ia tahu, siapa Tuhan yang maha Esa, barulah ia bersyariat.

kalau sekarang banyak berbeda,
banyak yang mengaji, banyak yang pintar membaca Al-quran, tetapi tak memahami makna di sebalik ayat Al-quran itu.
banyak yang rajin beribadah, rajin sholat, tetapi tak dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
banyak yang rajin berdzikir, tetapi ketenangan yang di dapatkan hanya lah di saat duduk itu saja. setelah itu, kembali galau, kembali susah.

mengaku islam.. yang arti nya, Aman/selamat, Damai, Berserah diri. tetapi tak merasa Aman orang di dekat nya. padahal islam mengajarkan berserah diri, tetapi selalu berontak! kalau urusan berontak(Demo) nomor satu. mengaku beragama, tetapi tak mencerminkan orang beragama.

itu karna apa?
yang di pelajari hanya lah syariat(ibadah Dzohir).. tetapi sangat jarang yang mempelajari Hakikat(ibadah Bathin/jiwa).

padahal, Allah bilang..
"Aku tak melihat bentuk dan Rupa mu, tetapi Aku melihat Hati mu"
yang Allah nilai yang Bathin dahulu(Hakikat), barulah di nilah apa yang di lakukan Dzohir(Syariat).

Dzikir Nafas Sadar Allah, ialah pintu pembuka untuk memahami Hakikat. bila mengamalkan dengan Sungguh-sunguh, paham lah dia segala ilmu Hakikat. jika telah paham, barulah syariat nya akan di rubah Allah menjadi lebih benar.

benar yang di dalam.. sudah pasti benar yang di luar.
benar di luar.. belum tentu benar yang di dalam.

Hamba yang lurus, yang benar-benar bertauhid. apabila ia telah memahami hakikat. bukan hanya sebatas syariat..

HAKIKAT DAHULU BARU SYARIAT

HAKIKAT DAHULU BARU SYARIAT

Zaman dahulu para Nabi dan para ulama mengajarkan Hakikat dahulu barulah di pelajari syariat..

Zaman sekarang terbalik! orang banyak belajar syariat dahulu barulah hakikat.. bahkan banyak yang hanya sebatas syariat saja.. tidak sampai kepada hakikat.

Bukti nya ada pada sholat, sebelum sholat kita berniat dahulu.. Niat itu menghadap, sikap jiwa. tersambung nya kesadaran kepada Allah (Silatun).. barulah di ikuti syariat dalam sholat.

Jika dalam berniat saja hati kita kosong, tiada Sadar Allah, bagaimana sholat itu akan Khusyu?
Makanya banyak yang rajin sholat, tetapi lalai dalam sholat. Karna yang di pelajari hanya syariat sholat saja..

Yang paham hakikat.. pasti benar syariat nya..
Yang paham syariat.. belum tentu benar hakikat nya..

Senin, 23 Januari 2017

SAYANGI ORANG TUA KITA

SAYANGI ORANG TUA KITA

Ketika orang tua kita semakin tua, semakin lemah, semakin pelupa.. tetaplah bersabar dan bersikap baik kepada mereka. Jangan membuat mereka bersedih.

Banyak para anak yang tidak bersabar menghadapi Ayah dan ibu nya yang semakin tua. Bukan nya di hormati, tetapi malah tidak di hargai.

Ketika seorang Ayah semakin tua, dan tak lagi produktif, hanya makan tidur saja di rumah tak bekerja, Banyak para anak meremehkan nya.. Mengecilkan nya. Masih untung jika si Ayah ini ada uang pensiun, jika tak ada lagi pemasukan nya. Pasti sangat sepele anak-anak nya kepada nya.
Sangat sering di marahi, dan merasa menyusahkan si Anak.

Ketika seorang ibu semakin tua, semakin pikun. Pasti si anak ini cepat marah. Kayak anak kecil saja orang tua di hardik nya.

orang tua yang semakin renta, akal dan ingatan nya di ambil Allah sedikit demi sedikit.

Seperti firman Allah, Allah SWT berfirman:
وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰٮكُمْ ۙ  ۙ  وَمِنْكُمْ مَّنْ  يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـئًا  ؕ  اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ  قَدِيْرٌ
"Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Kuasa."
(QS. An-Nahl: Ayat 70)

Mari kita merenungi dengan Sadar Allah, siapakah yang mengambil segala kemampuan orang tua kita, bukan itu Allah? Lalu mengapa kita marah jika orang tua kita lemah dan pelupa?

Ini yang banyak tidak kita Sadari, tidak kita pahami. Salah sedikit marah, salah sedikit marah..!

Kita juga punya anak, bagaimana jika suatu saat ketika kita tua renta dan pikun kelak anak kita juga bersikap seperti itu? Jangan sampai ya Allah..

Lihat anak kita yang masih kecil, belum berakal, lemah, tak bisa apa-apa.. sama seperti orang tua kita yang semakin renta. Itu lah janji Allah.

Mengurus anak, kita tak menjadi beban. Mengurus orang tua mengapa kita merasa terbebani?

Sadar lah wahai diri..
Ini lah saat nya untuk kita berbakti, sayangi dan bersabarlah terhadap orang tua kita.

"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran"

Artinya :"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"

Mengapa ada doa seperti ini?
Karna orang tua kita itu ya seperti anak kecil, lemah, pikun, tak bisa apa-apa..  seharusnya doa itu jangan hanya di baca, tetapi di amalkan. Sayangi orang tua kita, seperti mereka menyayangi kita sewaktu kecil. Kita juga pernah lemah, pernah menyusahkan, pernah tak tahu apa-apa.. tetapi mereka begitu sabar merawat kita.

Sekarang saat nya lah berbakti, bagaimana pun orang tua, tetap orang tua.. jangan pernah kita menyakiti nya.

Percuma ilmu segudang, harta berlimpah, derajat tinggi, jika kepada orang tua saja kita tidak berbakti..

Jangan lihat mereka, lihat lah Allah.. mereka begitu karna siapa? Bukan karna mau mereka..

Ingat lah, kita juga akan seperti itu nanti. Hargai dan sayangi lah orang tua kita..














Ilmu Syariat dan Ilmu Hakikat

Imu Syariat dan Ilmu Hakikat 

Syariat dan Hakikat itu ialah ialah dua cabang ilmu yang berbeda,
saya akan analogikan dengan bahasa yang mudah, semoga bisa di pahami oleh teman-teman semua.
jika ingin mengetahui ilmu hakikat, coba pahami kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir. ada di ceritakan di Al quran (QS. Al - kahfi 60 -82).

Syariat dan Hakikat ialah dua ilmu atau pemahaman yang berbeda.
Syariat ibarat jasad/jasmani.. sedangkan Hakikat ibarat jiwa/rohani. atau bisa juga di analogikan syariat dan hakikat itu ibaratkan dzohir dan bathin.

sesuatu yang dzohir, kita bisa melihat dengan jelas dan nyata, sedangkan sesuatu yang bathin itu hanya bisa di lihat dengan kesadaran jiwa/rohani. mana bisa mata ini memandang. begitu pula lah ilmu syariat dan ilmu hakikat. orang yang memiliki ilmu hakikat, ia bisa melihat dan mengetahui sesautu yang tak tampak atau tersembunyi, baginya sangat nyata. tiada lagi rahasia bagi nya, itu lah laduni. yaitu sesuatu ilmu atau pemahaman yang di berikan Allah secara langsung. dan ilmu syariat ialah ilmu yang dunia pada umum nya. masih mekakai logika sebab-akibat.

seperti kisah nabi khidir dan nabi musa, yang beliau minta belajar itu ialah ilmu hakikat. saya pun tak tahu sejarah nabi musa bisa berbicara dengan Allah itu, setelah menemui khidir ataukah sebelum menemui khidir? bisa jadi setelah menemui khidir lah baru nabi musa bisa bercakap-cakap dengan Allah.

Dari kisah nya itu, nabi Musa tidak dapat mengetahui hakikat sesuatu seperti yang di ketahui nabi khidir. sehingga nabi musa pun marah dan tak terima pada apa yang di lakukan oleh nabi khidir. padahal nabi khidir melakukan semua itu dengan ilmu dari sisi Allah.

Tiga Hal yang di lakukan Nabi khidir dengan pengetahuan Hakikat,
-melubangi perahu orang
- membunuh anak muda
-menegakkan dinding rumah yang hampir roboh, tapi tak meminta imbalan.

Dan Tiga hal pula yang di bantah oleh Nabi Musa dengan pengetahuan Syariat.
- Mengapa engkau melubangi perahu itu, apakah untuk menenggelamkan penumpang nya? sungguh, engkau telah berbuat kesalahan yang besar.
- Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih, sedangkan dia tidak membunuh orang lain? sunngguh engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar.
- Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan atas jasa menegakkan rumah.

padahal, apa pun yang di lakukan Nabi Khidir ialah dengan pengetahuan dan perintah Allah, hakikat sesuatu. yaitu,
- Melubangi perahu bukan untuk menenggelamkan penumpang nya, tetapi agar perahu itu tidak tidak di rampas oleh seorang raja, dan pemilik perahu itu adalah seorang yang miskin.
-Membunuh anak muda, karna anak itu soerang kafir, Allah tidak ingin ia mengajak orang tua pada kekafiran, padahal kedua orang tua nya itu mukmin. Allah ingin mengganti dengan Anak yang lebih baik dan berbakti.
-pemilik dinding rumah yang hampir roboh itu, ialah dua anak yatim. ayah nya seorang yang soleh. dan Allah berkehendak, tunggu mereka dewasa baru lah dinding itu akan roboh, karna di situ ada simpanan harta ayah nya. jadi Allah memberi tunggu waktu yang tepat.

semua yang di lakukan nabi khidir itu bukan atas kemauan nya sendiri, tetapi karna perintah Allah. ia memahami perintah-perintah Allah pada diri nya.

sekarang kita kembali ke laptop( kata tukul Arwana)! hehe..
Dari kisah di atas.. sangat berbeda kan yang memahami syariat dan yang memahami hakikat?
Dari kecil kita belajar mengaji, belajar membaca Al quran, tetapi tiada di ajarkan memahami isi Al quran.
Dari kecil kita belajar Sholat, tetapi tiada di ajarkan hakikat sholat.
Dari kecil kita belajar Dzikir, tetapi tiada belajar hakikat dzikir. tau nya hanya menyebut nama Allah saja banyak-banyak.
Dari kecil kita di ajarkan berbuat baik, tetapi tiada kita pahami perbuatan baik itu untuk diri apa untuk Allah?
Syariat dan Hakikat itu tidak boleh terpisah.

yang memahami hakikat.. syariat nya pasti paham/bagus. sedangkan yang memahami syariat, belum tentu ia paham hakikat. jadi harus di tingkatkan, kita terus belajar. dalam perjalanan hidup, kita terus belajar dan belajar. nanti pemahaman pasti akan meningkat. dan kita akan merasakan layak nya Nabi Khidir.. ketika kita memahami suatu hakikat, kita pasti di anggap gila, aneh, bahkan di tuduh sesat bagi orang-orang yang masih memahami syariat.

jadi, kita harus sabar, harus lebih bijaksana dalam menghadapi, mereka. mereka itu belum paham. jadi kita harus lebih pandai menyampaikan pesan. Saya saja banyak di bilang gila dan sesat oleh orang di sekitar saya. ketika saya menyampaikan kebenaran apa yang saya dapatkan dari Allah, banyak yang marah, ngamuk, tak terima. terjadi lah seperti kisah nabi musa dan nabi khidir.
kita tidak salah.. mereka pun tidak salah.. mereka hanya lah belum mengetahui seperti apa yang kita ketahui.

siapa kah yang bisa mengajarkan ilmu hakikat?
tiada seorang pun yang bisa mengajarkan, yang mengajarkan itu adalah Allah sendiri. sedangkan Nabi khidir saja tidak bisa mengajarkan nabi musa, beliau hanya mencontohkan, nyata nya nabi musa tak dapat melihat apa yang di lihat nabi khidir.

tetapi ada suatu metode agar kita bisa mengenal hakikat diri, mengenal Allah lebih dekat. yaitu dzikir nafas Sadar Allah. guru saya pun tidak pernah mengajarkan saya ilmu hakikat. beliau hanya mengjarkan Dzikir Nafas Sadar Allah saja, tetapi setelah saya mengamalkan dengan sungguh-sungguh. saya pun membuktikan hakikat diri..

ketika kita sudah masuk pada hakikat diri, kesadaran jiwa yang Sadar Allah.. maka kita akan memahami hakikat dari sesuatu, benar-benar di ajarkan Allah. itulah laduni, ilmu dari sisi Allah.
pandangan nya.. pandangan Allah..
pendengaran nya.. pendengaran Allah..
pengetahuan nya.. pengetahuan Allah..
bahkan gerak dan diam nya karna Allah..

jadi jelas berbeda.. pandangan orang syariat dan orang hakikat..
coba lah Dzikir Nafas Sadar Allah.. karna saya telah membuktikan, itulah metode untuk berguru kepada Allah.. maka nanti Allah sendiri yang akan mengajarkan..







MANA BISA KITA MELAWAN NAFSU

MANA BISA KITA MELAWAN NAFSU

Ada seorang sahabat yang bertanya, dan dengan pertanyaan itu saya pun mendapat pelajaran dari Allah. Sehingga bisa terus menulis.

Tanya,
Assalamualaikum Mas Andi..
Mau tanya mas... Apakah dorongan diri untuk berbuat kesalahan atau dosa itu termasuk Ego bukan, bagaimana cara untuk mengatasinya?. Karena itu yg saya alami..... Dan dorongan itu begitu kuat nya. Tks mas andi

Jawab,
waalaikumsalam wr wb..
benar pak, jika kita sudah mengenal dorongan itu, kita harus menghindar pak jangan di ikuti. memang daya nya sangat besar. jadi, mohon lah perlindungan Allah. seperti kisah nabi yusuf, " jika Allah tidak merahmati nafsu ku, tentu lah aku akan berbuat dosa!" jadi nafsu yang di rahmati Allah ialah, nafsu yang di lemahkan atau di tundukkan. mohon lah pertolongan Allah pak..

Ini sama seperti firman Allah,
بسم الله الرحمن الرحيم
۞ وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٥٣﴾

"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.(QS Yusuf 53)

sekelas nabi saja tak berdaya jika nafsu telah menyerang nya, apalagi kita. Jadi pahami lah ayat di atas, ego dan nafsu itu sama saja, sama-sama mengajak kepada kejahatan. Jadi apapun bentuk nya jika ada dorongan mengajak kepada kejahatan nafsu lah itu.

Harus di pahami, nafsu yang di rahmati itu bukan nafsu yang baik, tetapi nafsu yang di lemah kan atau di tunduk kan sehingga terhindar lah kita dari dorongan-dorongan nafsu.

Jadi jangan pernah merasa terbebas dari nafsu, apabila kita bisa melawan dorongan nafsu, itu karna Allah, bukan karna mampu nya kita.

Karna nafsu nafsu itu di lemahkan lah makanya kita bisa menghindarinya. Jika nafsu itu tidak di lemah kan Allah. Pasti kita mempertuhankan nafsu.

Jadi, jika kita memahami dorongan-dorongan nafsu itu, berarti sudah bagus, berarti kita peka. Lalu minta lah pertolongan Allah agar nafsu itu di rahmati atau di tunduk kan. Yang berbahaya itu, orang yang tak kenal nafsu pada diri nya sendiri. Ketika dorongan itu muncul.. ia hanya mengikut saja. Akhirnya jadi lah ia berbuat kejahatan.

Perlu di ingat, nafsu itu tidak bisa di lawan dengan kemampuan diri kita. Ketika kita menyadari nafsu, cepat-cepatlah minta pertolongan Allah. Agar nafsu itu di rahmati, sehingga terhindar lah kita dari berbagai dosa.. 

Minggu, 22 Januari 2017

BERCERITA

BERCERITA

Memang lebih enak jadi tukang cerita, daripada tukang ceramah..

Saya Jadi teringat oleh Alm eyang H.Slamet Utomo..
Beliau berkata, "saya ini tukang dongeng, hanya bercerita.. jadi jangan di masukin hati. Ini hanya gesah-gesah(omong-omong) saja.."

Walau ngaku nya hanya berdongeng, tanpa kita Sadari beliau telah memvibrasi hikmah kepada siapapun yang mendengarkan nya.

Begitu pulalah segala tulisan-tulisan saya,
Ini hanya lah bercerita tentang pengalaman dalam kehidupan. Jadi jangan di masuk in hati.

Dan bagi yang membaca, tidak sedikit, banyak yang mengambil pelajaran dari segala kisah. Ini lebih produktif daripada berceramah. Jadi pembaca, mereka belajar tanpa merasa di ajari..

Mari kita belajar bersama, terus lah bercerita..
Karna saya juga belajar dari cerita saya sendiri.

Sabtu, 21 Januari 2017

TIPS SHOLAT KHUSYU'

TIPS SHOLAT KHUSYU'

Ada seorang sahabat yang bertanya tentang sehingga saya pun tergerak untuk menuliskan nya, semoga ini bermanfaat untuk teman-teman semua. Aamiin ya Allah..

"Kang andi kalau sholat biar pikiran kita nggak kemana-mana baiknya kita fokus dimana ya.. ?"
Tujuan pertanyaan ini ialah, agar pikiran nya nggak kemana-mana dan sholat nya pun menjadi khusyu'. Jadi kita bahas tentang khusyu, apa sih makna khusyu' itu?

Mari Kita rujuk di Al-Quran, Allah SWT berfirman:
"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,"(yaitu) mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 45-46)

jadi makna khusyu' ialah menghadap atau bertemu Allah. Kesadaran kita hanya fokus kepada Allah. Dan yang sulit itu apabila kita belum melatih kesadaran, sehingga sering pikiran ini menjadi liar.. berkelana kemana-mana sehingga tidak lagi fokus kepada Allah. Itulah sholat nya orang yang lalai.
Makanya, sering-sering di latih lah Dzikir Nafas Sadar Allah nya.. agar kita terlatih masuk pada kesadaran jiwa/nafs.

Apakah dzikir nafas dan sholat yang khusyu' itu ada kaitan nya? Ya sangat terkait, saya justru memahami sholat khusyu' itu setelah mengamalkan DN. tiada yang mengajarkan saya, tetapi pemahaman itu Allah berikan ketika saya semakin istiqomah berDN.

Jadi di sini sedikit saya berikan tips nya. semoga bisa di pahami dan semakin semangat lah teman-teman mengamalkan Dzikir Nafas. Karna, dzikir nafas itu sangat penting untuk beribadah kepada Allah. Sangat banyak manfaat nya.

Langsung saja,
Khusyu' itu kan "bertemu Allah"? Bagimana bertemu dengan Allah jika Allah itu maha ghoib? Laisa kamislihi syaiun (tak di serupa kan dengan apapun). Jadi, untuk bertemu Allah itu harus dengan yang ghoib pula, yaitu kita harus masuk pada kesadaran jiwa/nafs.

Jadi yang menghadap, bertemu, kembali kepada Allah itu ialah diri sejati(jiwa/nafs).
Bagaimana cara masuk kepada jiwa/nafs?
Itulah penting nya dalam sholat itu, harus tuma'ninah yaitu sikap diam/tenang. Bukan sholat yang seperti patok ayam, cepat nya luar biasa. Bagaimana bisa masuk kepada jiwa? Jadi tuma'ninah adalah sikap tenang agar kita bisa masuk kepada kesadaran jiwa.

Begitu pula dalam berdzikir nafas, di level pertama.. kita diam saja dan mengikuti nafas, itu juga awal masuk kepada kesadaran jiwa. Makanya orang-orang yang sudah terlatih berdzikir nafas, pasti sholat nya semakin khusuk. Karna kesadaran jiwa nya sudah terlatih.

Jadi cobalah lakukan seperti ini,
Ketika kita sholat, berdiri tegak menghadap kiblat,
- tenang kan dahulu jasad ini, harus rileks.
- Ikuti nafas beberapa saat, agar mudah kita masuk kepada jiwa.
- sambung kesadaran kepada Allah.
- setelah berniat, dan hendak Takbir(Allah Hu Akbar).. sadari apa pun yang kita ucapkan kata demi kata.
Jika kita telah terbiasa masuk kepada jiwa, ketika mengucapkan Takbir.. saja saya yakin teman-teman akan merasakan kebesaran/keagungan Allah yang luar biasa. Seolah tubuh ini lemas tiada tulang. Rasa nya berdiri saja kita sudah tidak kuat.

Ikuti saja segala daya dan kuasa Allah, sholat kita pun akan di gerak kan Allah.
Nanti akan kesadaran kita akan terpisah-pisah,
-Ada yang mengikuti nafas..
-Ada yang membaca di dalam hati bacaan sholat.
-Dan ada yang mikraj menuju dan menghadap Allah.
Ini adalah pengalaman saya yang sering saya alami.
Jika sholat kita benar-benar khusyu' sholat kita itu akan menjadi lama waktu nya. Kata demi kata bacaan kita, akan kita resapi dan sadari. Tak menyangka, kadang air mata selalu meleleh. Kalau belum di suruh bangkit dari sujud, kita akan sujud terus di situ. Ketenangan yang sangat dalam.
Jadi sangat terkait,

Dalam berDN, mengikuti nafas adalah kita berlatih berserah diri kepada Allah. Begitulah di dalam sholat yang khusuk, kita itu juga harus berserah, kembali hingga bertemu Allah.

Makanya orang yang sholat dan sangat terganggu oleh pikiran nya yang melalang buana kemana-mana, itu karna belum masuk kepada jiwa. Jadi, ikuti lah nafas.. mengikuti nafas itu mematikan pikiran. Pikiran ini akan diam, sehingga kita masuk kepada kesadaran jiwa.

Mengapa pikiran ini selalu bercerita di saat kita sholat? Karna sholat kita itu belum tuma'ninah. Jasad belum mati/tenang. Makanya di awal sholat itu harus lebih rileks.

Semoga pengalaman ini bermanfaat dan menambah keyakinan teman-teman. Mari kita masuk kepada kesadaran jiwa.. latih terus dzikir nafas nya. Semoga nanti sholat kita semakin khusyu'. Aamiin.. ya Allah..

TINGKATKAN DZIKIR KITA

TINGKATKAN DZIKIR KITA

Pertama Dzikir dengan lisan,
Yaitu menyebut/mengucap Nama Allah berulang kali dengan lisan..

Kedua Dzikir dengan hati,
Yaitu menyebut/mengucap nama Allah di dalam hati, tak lagi terucap oleh lisan.

Ketiga Dzikir dengan kesadaran,
Ini lah dzikir yang tertinggi, yaitu dzikir yang tak lagi terucap dan tak lagi bernama. Jadi hanya kesadaran saja kepada Allah (SADAR ALLAH). ini lebih kepada sikap, dan sikap kepada Allah itu lebih dari sebuah sebutan.

Seperti Firman Allah, Allah SWT berfirman:

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ  وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۚ  رَبَّنَا مَا  خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا  ۚ  سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 191)

jadi, dzikir yang sebanyak-banyak nya di kala duduk, berdiri dan berbaring itu, ialah bukan banyak-banyak menyebut nama Allah. Tetapi lebih kepada sikap kesadaran yang tersambung kepada Allah(berIHSAN).

Harus ada interaksi berkomunikasi dengan Allah. Maka itulah dzikir yang tertinggi. Bukan sebatas sebutan, tetapi sudah menyaksikan.

Ketika kita di beri karunia, kita langsung bersyukur kepada Allah. Itulah dzikir "Alhamdulillah". Alhamdulillah tidak terucap, tetapi dengan rasa syukur itu kita sudah berdzikir. Menyadari Allah yang memberi karunia.

Ketika kita tak mampu, kita menyadari.. Engkau maha kuasa ya Allah, apa yang tidak bisa jika ENGKAU sudah berkehendak? Itu lah dzikir "Allah Hu Akbar". Allah Hu Akbar tidak kita sebutkan, tetapi kesadaran mengakui kebesaran dan kuasa Allah. Itu sudah berdzikir.

Dengan satu kesadaran bisa mengungkapkan berbagai sebutan. Dan itulah dzikir tertinggi. Jika kita sudah bersikap pasti lah segala tingkah laku jasmani dan rohani akan sebati. Lisan mengucap dengan penuh kesadaran. Bukan lagi dzikir yang hanya sebatas sebutan.

Jadi dzikir yang sebanyak-banyak nya itu, bukan sebanyak-banyak nya menyebut nama Allah. Tetapi sebanyak-banyak nya menyadari dan bersikap kepada Allah.

Itulah dzikir yang tanpa putus, itulah dzikir tanpa nama, tanpa sebutan. Karna dengan satu sikap kesadaran sudah mengganti berbagai sebutan.



Jumat, 20 Januari 2017

PELAJARAN KEHIDUPAN

PELAJARAN KEHIDUPAN

ini sedikit berbagi cerita dari pengalaman hidup, semoga bisa di ambil pelajaran.

Tadi pagi saya minta izin ke adik saya untuk meminjam sepeda motor nya. "Dek, pagi ini abang pinjam ya motor nya? Abang mau urus pasport ke imigrasi."

Dengan ketus nya adik bungsu saya  menjawab, "jangan.. jangan! Aku mau pakai motor itu."

Saya kaget dan sedikit sedih, yang membuat saya sedih ialah, cara nya yang kasar. Jika tidak di izin kan ya sudah, tidak perlu kasar begitu jawab nya!. Kata saya di dalam hati.

Saya pun hanya diam dan bersabar. Lalu, saya pun meminjam sepeda motor adik saya yang satu lagi. Dan beliau mengizinkan.

Sepulang dari imigrasi dan sedang santai menikmati kopi panas. Tiba-tiba adik bungsu saya pulang dengan wajah galau, sedih dan ketakutan.

Ia pun merengek kepada saya, " bang gimana tuh bang, motor ku tiba-tiba mogok(jim). Begitu di bawa ke bengkel katanya rusak nya sangat parah. Harus keluar biaya satu juta lebih untuk memperbaiki nya. Darimana uang nya, gimana ku kuliah nanti?"

Saya kaget dan bersyukur kepada Allah. Ada dua pelajaran yang saya dapatkan.

Yang pertama,
Untung saja saya tidak jadi meminjam motor nya. Jika saya memaksa juga pasti lah motor itu rusak di tangan saya. Dan pasti saya yang di salahkan. Jadi, sesuatu kejadian yang tidak enak itu ialah pertanda Allah sayang kepada kita. Sebenarnya saya di lindungi Allah. Sebenarnya Allah melarang saya memakai motor si bungsu, karna motor itu akan rusak.

Dan pelajaran yang kedua,
Saya menyesal tadi bersedih di dalam hati. Karna doa orang yang di sakiti itu kan sangat makbul. Ketika hati saya di lukai oleh ucapan kasar adik saya, bisa jadi Allah pun tak terima. Sehingga di berilah pelajaran atas kesombongan si bungsu. Di beri kerugian satu juta rupiah.

Setiap kejadian dalam hidup ini selalu ada pelajaran jika kita baca dengan Sadar Allah. 2-3 kejadian dalam sehari pasti ada. Cuma tergantung kita bisa membaca nya atau tidak.. sadar Allah atau tidak.

Berhati-hati lah dalam hidup ini, jangan pernah kita berlaku sombong kepada siapa pun, karna kita tidak tahu jika orang telah sakit hati akan sikap kita. Doa orang yang terdzolimi itu sangat makbul. Jangan kan berdoa minta keadilan, dengan sikap sedih karna di dzolimi itu saja Allah sudah tak terima. Apalagi jika dia berdoa minta keadilan kepada Allah? Sesungguhnya perhitungan Allah itu sangat cepat..

TERTIPU EGO DIRI

TERTIPU EGO DIRI

Jika seorang yang berilmu, yang pintar, yang terpandang berkata..
Kita langsung percaya.. pasti mendengar.

Coba yang bukan siapa-siapa yang berkata, mana ada yang percaya, apalagi mau mendengarkan..

Itulah EGO, itulah orang yang buta hati nya..
Ia hanya melihat yang tampak sehingga meremehkan karna bukan siapa-siapa, tetapi tak melihat apa yang di sampaikan nya.

Jika benar-benar Sadar Allah, yang di lihat bukan lagi wujud rupa.. tetapi adakah kalam Allah pada diri nya..?

Kamis, 19 Januari 2017

MANFAAT DZIKIR NAFAS

MANFAAT DZIKIR NAFAS

Setelah menonton video saya di youtube, seorang bapak sms saya dan bertanya,
"Assalamu alaikum wr wb. Mohon maaf lahir batin. Pak saya mau nyanya zikir itu kegunaanya dan manfaatnya apa ajasih tolong di jelasin pak... Dari H.masri. propinsi  kal-sel.kabupaten: tanah bumbu batulicin. Di mohon peneranganya dengan jelas... Assalamu alaikum wr wb..."

Saya lantas menelepon bapak H.masri dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan beliau. Alhamdulillah beliau pun merasakan kepuasan pada setiap jawaban.

Saya tuliskan ini agar teman-teman yang baru mengenal semakin paham apa sih dzikir nafas itu, dan manfaat nya apa saja..?
Dzikir nafas itu apa?
Dzikir Nafas adalah suatu metode atau alat yang menyambungkan kesadaran kita kepada Allah.
Kesadaran apa?
Yaitu kesadaran jiwa/nafs/rohani/bathiniah. Selama ini kita selalu berdzikir menggunakan lisan, tetapi adakah yang bathin/jiwa ini menyadari/mengakui apa yang di ucapkan lisan? Jadi dzikir nafas ini lah alat nya.
Sama seperti tasbih, hanya alat untuk menghitung banyak nya dzikir. Dzikir nafas juga alat, agar kita bisa berdzikir sebanyak-banyak nya. Karna selagi hidup nafas tiada berhenti. Bukan hanya alat agar berdzikir banyak-banyak saja. Tetapi, alat untuk masuk pada kesadaran jiwa/nafs. Nah, jadi paham kan? Dzikir Nafas hanya Alat.

Lalu manfaat nya apa saja?
Kalau mau di hitung manfaat nya ya tak terhitung. Tetapi saya akan jelaskan yang pokok-pokok saja..
Kita selama ini selalu belajar beribadah yang syariat. Yaitu ibadah jasad/jasmani ini, tetapi sangat sedikit yang belajar hakikat diri. Sehingga ibadah yang di lakukan tidak sesuai dengan yang di dalam, atau yang rohani.
Contoh nya saja bersedekah, tangan memberi, tetapi bagaimana kah isi hati? Bisa jadi sedekah itu bukan karna Allah, tetapi karna diri. Ingin di anggap dermawan, ingin di puji, atau karna rasa malu jika tak bersedekah. Jadi belum tentu itu karna Allah. Itu hanya lah ibadah jasmani, tiada ibadah rohani.

Rajin sholat, rajin ngaji, tetapi semakin keji.. melihat ahli maksiat sebelah mata. Merasa suci, merasa bersih. Itulah orang yang beribadah dengan jasmani.. tetapi diri yang di dalam belum beribadah kepada Allah, belum tunduk. Sehingga semakin di kuasai Nafsu diri.

Padahal Allah bilang, "Aku tak melihat bentuk dan rupa mu, tetapi Aku melihat hati mu."
Jadi segala ibadah syariat kita itu harus sama dengan yang rohani. Karna yang di dalam(hati) dahulu yang Allah pandang, yang Allah nilai. Jika telah sinkron.. barulah benar ibadah itu.

Jadi tujuan dzikir nafas, ialah suatu metode yang mencapai diri ini berIHSAN(SADAR ALLAH). jika kita sudah IHSAN, sudah bisa menyaksikan Allah. Bisa menyadari Allah setiap saat. Tentu lah ibadah jasad akan tertata..
Yang dahulu nya tak sholat, sekarang jadi mulai sholat karna Sadar Allah..
Yang dahulu nya maksiat, sekarang maksiat itu jadi di tinggalkan karna Sadar Allah..
Mana bisa lagi kita macam-macam jika telah menyaksikan Allah..?

Kita jadi peka kepada ego dan bisikan Nafsu, ketika nafsu berbisik.. kita akan mendengar dengan sangat jelas. Sehingga terhindar lah dari dosa.
Jika yang di dalam sudah benar-benar karna Allah, maka segala perbuatan jasad kita pun akan terarah tunduk kepada Allah.

Tidak berani lagi sombong, tidak berani lagi merasa suci dan meremehkan orang.
Dan kita akan semakin di rubah Allah menjadi benar-benar bertauhid. Benar dan salah sangat nyata/jelas.
Dan karunia yang Allah berikan ya terserah Allah. Setiap kita pasti beda-beda. Makanya saya bilang tak terhitung.

Jika ingin belajar ilmu tasawuf, ilmu makrifat, ilmu hakikat. Saya sarankan amalkan saja Dzikir Nafas Sadar Allah ini dengan sungguh-sungguh. Nanti Allah sendiri yang akan mengajari kita dalam kehidupan ini. Walau tak belajar ilmu-ilmu di atas atau berguru, kita akan di beritahu oleh Allah.

Yang penting lurus kan niat, berDN bukan mencari apa-apa, semoga kita mengenal diri, jika sudah kenal diri maka ibadah syariat ini akan lebih baik. Karna semua itu tergantung yang di dalam. Jika yang di dalam sudah senantiasa bersama Allah. Yang jelas jasad ini pasti tunduk patuh beribadah karna karna Allah.






KEHENDAK ILAHI

KEHENDAK ILAHI

segala yang terjadi dalam gerak hidup ini jangan melihat masalah atau yang tak enak nya saja..
Tetapi harus bisa menangkap, apa sih maksud Allah dari ini semua?
Seharusnya bertanya.. "apa sih ya Allah hikmah dari ini semua?"

Jika kita bisa melihat dan memahami apa yang Allah maksud kan dari setiap kejadian, tentu lah hati ini lebih tenang, tidak takut dan bersedih hati. Karna yang kita lihat adalah hikmah.

Yang membuat diri takut, sedih, susah.. karna kita selalu melihat masalah. Padahal janji Allah beserta kesulitan ada kemudahan.

Ada seorang sahabat yang bertanya, "rumah saya masuk maling mas, sepeda motor saya di curi. Bagaimana sikap saya? Banyak saudara saya berkata, itu karna saya kurang sedekah.. apa benar mas?"
Saya contohkan cara menyikapi nya, jangan melihat masalah! Masalah nya ialah motor yang hilang, tetapi lihat lah yang baik-baik saja. Yaitu kita harus bisa bersyukur dan merasa beruntung. Walaupun sudah buntung(rugi). Syukuri saja. "Alhamdulillah ya Allah, walau kemalingan tetapi tiada satu pun korban yang celaka.. tiada korban jiwa."

Nah, sikap syukur ini jika kita terapkan lebih dalam, pasti membuat kita lebih tenang. Inilah pikiran positif. Ikhlaskan segala kejadian. Dan musibah itu jika di syukuri benar-benar, akan mendatangkan kebaikan-kebaikan.

Seperti janji Allah,
Allah SWT berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ  لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat keras/pedih
(QS. Ibrahim: Ayat 7)


kejadian kemalingan itu adalah takdir Allah. Masa' kita menolak? Padahal Allah lah penentu takdir baik dan takdir buruk. Jika yang baik-baik kita gembira, begitu di ditakdirkan yang buruk kita tak menerima. Ini tidak beriman namanya.

Ya sudah, di syukuri saja..
Daripada kita tidak bersyukur, dan memikirkan yang jelek-jelek, "apa benar ini terjadi karna aku kurang sedekah?" Ini namanya cari susah sendiri. Padahal belum tentu karna itu maksud Allah.

Kunci hidup bahagia itu, apabila kita bisa melihat kebaikan. Jika hanya melihat yang buruk saja, hanya melihat masalah terus.. pasti tiada ketenangan hidup. Yang jelas pasti susah terus.

Hidup bahagia itu tidak mesti kaya, tidak mesti banyak uang. Apabila kita bisa menyikapi segala sesuatu dengan berprasangka baik dan selalu bersyukur, pasti lah hidup ini tenang, senang, bahagia..
Karna ketika kita hanya melihat yang baik-baik saja, di situ ada harapan dan semangat hidup. Jadi susah atau senang itu.. tergantung prasangka dan cara berpikir kita. Lihat lah kehendak Allah, lihat lah yang baik-baik saja.




Rabu, 18 Januari 2017

PERINTAH MENULIS

PERINTAH MENULIS

Jika telah ada perintah menulis, ya sudah.. tulis saja. Tak usah takut tanggapan orang tentang tulisan kita. Mau senang atau di puji, tersinggung atau marah, lantak lah sana!

Mau manis, pahit, pedas, bahkan kecut sekali pun tulisan itu.. Ya sampaikan saja. Itu lah tulisan yang murni. Perintah Allah pada diri. Itu pesan yang harus di sampaikan. Itulah jihad yang  sesungguh nya. Yaitu mengikuti perintah, bukan lagi mengikuti diri.

Jika menulis hanya yang manis-manis saja karna takut di benci orang, itu ego namanya. Masih cari aman bagi diri.

Tetapi harus siap, setiap perbuatan pasti ada resiko nya. Bagi yang fana(Sadar Allah), mereka pasti melihat Allah pada isi tulisan itu. Dan akan menyetujui tulisan kita.

Tetapi bagi orang-orang yang belum ke tahap fana.. ia pasti akan melihat diri kita yang menulis. Belum melihat Allah, sehingga pasti ada pertentangan. Itu semua karna perbedaan frekwensi.

Jangankan orang lain, sesama teman sendiri saja pasti akan mengalami gesekan frekwensi. Karna pemahaman yang tak sama.

Jika sudah seperti itu, jangan takut menulis, takut di benci, takut di tinggalkan teman-teman. Teguh lah pada pendirian. Jangan mengikuti kemauan kebanyakan orang, tetapi ikuti lah Allah yang memerintahkan.

Jika dalam satu komunitas kita tak lagi seirama, tak lagi cocok, tak lagi sefrekwensi, jangan kaget. Tiada yang salah..

Itu pertanda Allah menyuruh kita berjalan sendiri.

Tetap pegang teguh Sadar Allah..
Maka kita tak akan pernah sendiri..

ORANG ISLAM HARUS ADA KEYAKINAN KEPADA ALLAH

ORANG ISLAM HARUS ADA KEYAKINAN KEPADA ALLAH

Saya pernah Nonton video di youtube, dan saya melihat keajaiban nyata. di sebuah gereja ada seorang pendeta yang dapat menyembuhkan orang sakit.

Yang buta, jadi dapat melihat..
Yang lumpuh, jadi dapat berjalan..
Bahkan seorang bayi yang baru mati, bisa di hidupkan kembali..

Begitu hebat nya si pendeta ini, hanya dengan kekuatan doa ia bisa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Padahal tiada mantra, tiada doa-doa khusus. Ia hanya meminta kepada Tuhan nya dengan bahasa yang ia gunakan sehari-hari(bahasa inggris).
Tetapi mengapa langsung makbul detik itu juga?

Dengan SADAR ALLAH hati saya bertanya-tanya..
Mengapa bisa makbul begitu ya Allah? Bukan kah ENGKAU yang maha mengabulkan doa, padahal mereka meminta bukan kepada MU..?

Dengan kesadaran jiwa, Allah menjawab.. "AKU mengabulkan doa orang-orang yang yakin!"

Barulah saya sadari, Allah itu kan sesuai dengan prasangka kita. Yaitu keyakinan..

Wajar saja jika orang-orang saleh dan para wali itu mempunyai karomah yang luar biasa. Jika ia sudah berkata, langsung makbul, "kun fa ya kun".. apa pun prasangka nya pasti terjadi.

Ini yang tak ada pada umat islam saat ini..
Keyakinan dan prasangka nya ke Allah sangat lemah. Jika sudah susah, ada masalah sedikit saja.. langsung lari ke dukun, ke kyai, ke orang pintar, macam-macam lah. Bahkan siap melakukan amalan atau ritual apa saja asalkan keinginan nya terwujud.

Tetapi sangat jarang yang berlari dan mendekat
Ke Allah. Tiada keyakinan pada Allah. Coba ke Allah itu langsung, tanpa perantara.. harus yakin pada Allah.

Mengapa kita tidak yakin bahwa doa kita itu pasti di kabulkan Allah?
Mengapa kita tidak yakin bahwa Allah pasti mendukung dan memberi jalan keluar?

Ini yang tak ada pada umat islam saat ini.
Maka nya kita semakin terpuruk, di beri kesusahan bukan nya mendekat, tetapi malah semakin menjauh dan menduakan Allah.

Belajar lah dari para nabi yang mempunyai mukjizat..
Belajar lah dari para wali yang mempunyai karomah..
Itu semua karna mereka yakin kepada Allah..

Bukan panjang nya doa, bukan hebat nya ritual yang Allah lihat.. tetapi keyakinan di dalam diri. Adakah kita benar-benar yakin dengan penuh kesadaran?

Orang islam jangan lemah, harus kuat keyakinan nya kepada Allah. Karna di situlah rahasia kekuatan para nabi dan wali..


Senin, 16 Januari 2017

HADIST MEMBUNUH CICAK

HADIST MEMBUNUH CICAK

Bagaimana menurut teman-teman tentang hadist membunuh cicak ini?

Dari saya kecil, saya sering di ceritakan tentang hadist ini oleh orang-orang tua di kampung saya. Ketika menjumpai gambar ini di internet saya jadi terpanggil untuk menulis. Benar tidak ya hadist ini, apa benar Rasulullah menyuruh kita membunuh cicak?

Mari kita kaji bersama.. 
Jangan terlalu cepat kita mempercayai hadist jika kita belum merujuk pada Al-quran. Hadist nabi itu tidak pernah bertentangan dengan Al quran. Jika bertentangan berarti hadist itu palsu.

Jika benar zaman dahulu itu, cicak meniup kan api ketika nabi ibrahim di bakar kaum kafir. Apakah cicak yang lain ikut menanggung akibat nya? Apa mungkin Rasulullah mengajarkan sifat dendam.
Satu cicak yang melakukan, seluruh cicak di dunia ini jadi ikut di bunuh dan menanggung akibat?
Padahal ada firman Allah di Al quran,

“(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (QS Al Najm [53]:38)

"Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. Ya Sin: Ayat 54)

Makna "seseorang" ialah bukan hanya untuk manusia saja. Makna "seseorang" itu ialah oknum. Begitu pula jika oknum nya binatang, ya pribadi masing-masing. Tidak mungkin satu bersalah maka seluruh nya di hukum.

Apa mungkin nabi mengajarkan jika seseorang penjahat membunuh orang, maka habisi seluruh keluarga si penjahat itu. Padahal keluarga yang lain tidak bersalah. Masa nabi mengajarkan kedendaman. Ini hadist tak masuk akal.

Jadi, jangan terlalu cepat mempercayai hadist.. rujuk lah pada Al quran. Jika bertentangan, tinggalkan lah..

TIDUR

TIDUR

Tidur adalah gerbang menuju kehidupan hakiki..
Tidur adalah kehidupan Rohani..
Tidur adalah JIWA yang terjaga, Sadar kepada Allah..

Ketika jiwa terjaga, kita kan paham, hakikat diri..
Ketika jiwa Sadar, kita kan dapat menyaksikan ILAHI..

Antara nyata dan mimpi, terkadang sulit untuk di bedakan. jika di katakan mimpi mengapa begitu nyata? Jika ini nyata, mengapa, ada yang mati?

Ternyata tidur ini lah mati sebelum mati, jasad mati jiwa yang hidup. jasad tak sadar diri, jiwa yang berdiri..

Inilah dimensi yang tak terbatas ruang dan waktu, halus tak terbatas materi. Ku terbang kemana suka, ku berjalan kemana-mana.

Ku selami lautan dalam..
Ku tembus ke bumi dasar..
Ku terbang ke angkasa luar..

Ringan, melayang layak nya kapas..
Melesat secepat cahaya..
Begitu indah nya pemandangan..

Hingga bertemu lah dengan para Hamba-Hamba Allah..
ku di ajak nya sholat bersama, semua jemaah memakai baju serba putih.
semua wajah putih berseri layak nya bulan purnama.
Semua berpesan, "mendekat dan mendekat lah kepada Allah. Lanjutkan lah perjalanan, jangan terlena oleh pemandangan."

ku kembali kepada Allah, ku duduk menyadari NYA..

Huu.. Allah.. adalah pengantar jiwa. Menyambungkan diri kepada Allah.
sampai lah aku di Alam berbeda, indah seluas mata memandang. tiada tanah yang tak di tutupi rumput. semua serba hijau. berbukit-bukit, setiap bukit mengalir lah sungai-sungai kecil yang sangat jernih air nya. apakah ini surga? entah lah, begitu indah nya..

ku jadi teringat pesan para hamba-hamba Allah tadi. "abaikan pemandangan, jangan terlena.. terus lah mendekat ke Allah.!"

kembali ku duduk berdiam, Huu Allah.. tidak lagi ku sebutkan. hanya lah kesadaran menyadari Allah.
hening, damai, semakin lama semakin dekat. makin lama makin lebih dekat.

semua hilang, sirna.. tiada lagi pemandangan, tiada lagi yang ku dengar, ku lihat, dan ku rasa-rasa. bahkan diri ku ini pun sirna. dua kali aku mati, yang pertama jasad ku, yang kedua jiwa ku. lantas siapa kah yang kembali ini? aku pun tak tahu. yang ku tahu.. kesadaran ku tepat di hadapan Allah. aku duduk tepat bersimpuh pada NYA. tunduk tak sanggup menatap NYA.

tiada kata, tiada bahasa..
yang ku tahu.. aku di Ridhoi NYA..

jika belum di suruh kembali ke Alam nyata ini, pasti ku kan duduk terus di situ. aku tak mau kembali.
akhirnya Allah berkata, "pulang lah ke Dunia, hidup mu masih disana.."

lalu aku pun terbangun dari tidur ku. setelah ku lihat jam dinding, ternyata aku hanya tidur 2 jam. tetapi mengapa di alam sana aku seperti sudah seharian lama nya? maka benar lah alam dunia ini hanya lah persinggahan semata. alam akhirat itu lah alam yang sebenarnya.








Minggu, 15 Januari 2017

LAKUKAN LAH APA YANG KITA SENANGI

LAKUKAN APA YANG KITA SENANGI

Nih sedikit cerita semoga bisa di ambil pelajaran.

Saya mempunyai seorang teman, hobi nya itu adalah memancing ikan. Setiap ia memancing, selalu mendapatkan ikan. Pernah suatu saat saya ikut memancing ikan bersama teman itu. Dengan alat pancing dan umpan yang sama, tetapi beliau selalu dapat ikan.. sedangkan saya, jangan kan dapat, di sentuh saja tidak tuh, mata pancing.

Pernah suatu ketika kami memancing di sungai yang kata orang sangat sedikit ikan nya. Tetapi tetap saja ia mendapat kan ikan. Hebat nih teman, pakai ilmu apa ya dia? Hehe..
Tetapi ia mengakui tiada ilmu apa pun, yang ia katakan, "saya sangat senang memancing, hanya itu."

Di sini saya mendapat pelajaran. Jika ingin mengetahui kelebihan dan talenta dari dalam diri kita ini, atau profesi yang cocok bagi karir kita, lakukan lah apa yang kita senangi.

Saya pun telah membuktikan, kesenangan saya ialah menulis. Menulis dan terus menulis, tak di sangka bisa menjadi sebuah buku. Dan tak di sangka buku itu bisa laku. Pembeli nya dari Indonesia, malaysia, singapura, brunei, dan bahkan ada seorang TKI yang bekerja di Taiwan pun membeli buku saya.

Ini bukan sombong ya, tetapi sedikit berbagi vibrasi semangat untuk teman-teman. Hehe..

Jika kita melakukan sesuatu yang kita senangi, perbuatan itu ada energi, energi apa? Yaitu energi keikhlasan. Jika kita melakukan nya karna senang, cinta.. di situlah letak keikhlasan. Jadi yang kita lakukan itu bukan lagi karna imbalan, dan Allah sangat menyenangi orang-orang yang seperti ini.

Kita bekerja saja pasti di gaji, walau pekerjaan itu tidak kita senangi. Apalagi jika karna kita senangi (tulus), ini pasti punya nilai plus bagi diri.

Ada juga teman saya yang lain, sudah sekolah tinggi-tingi sampai S2, dan mendapatkan posisi bagus di sebuah BANK SWASTA, tetapi ia memilih untuk keluar. Akhirnya apa? Ia menjual baju di pasar. Karna berdagang yang lebih ia senangi daripada menjadi karyawan. Banyak teman-teman nya yang mengejek nya, "ngapain kamu sekolah tinggi-tinggi jika hanya menjadi penjual baju?". Nyata nya ia lebih sukses daripada teman-teman nya yang bekerja di BANK.

Jadi apa pun yang kita senangi, selagi baik, lakukan lah. jangan memaksa diri melakukan apa yang tidak kita senangi. Karna jika di paksa di situ tiada keikhlasan. Yang ada ya makan gaji buta saja. Akhirnya tiada keberkahan. Karna sesuatu itu terpaksa.

Awali sesuatu itu, karna kita menyenangi nya. Imbalan itu akan datang sendiri tanpa di minta. Karna Allah maha mengetahui apa yang telah kita usahakan..

BERPRASANGKA BAIK LAH KEPADA ALLAH

BERPRASANGKA BAIK LAH KEPADA ALLAH

ketika engkau sudah berusaha mati-matian, dan usaha mu itu gagal. Apakah TUHAN sedang mempermainkan mu?

tidak.. jangan berprasangka seperti itu! selalu lah berprasangka baik kepada Allah. Allah maha tahu apa yang sedang kita usahakan. Allah maha tahu segala tetes keringat yang telah kita keluarkan.
tiada semua itu sia-sia di mata Allah. kegagalan itu ialah bukan cara yang terbaik bagi Allah. sengaja Allah memberi kegagalan dan membimbing kita kepada cara NYA yang lebih baik.
Andaikan saja kita bisa mengetahui pasti lah kita penuh rasa syukur kepada Allah. karna kehendak NYA lebih baik dari kehendak kita.

saya belajar dari seorang sahabat,
ia berdoa kepada Allah agar di mudahkan rezeki nya. dan ia meminta pekerjaan dengan penghasilan atau gaji yang besar. pekerjaan nya sebagai Welder(tukang las). pekerjaan sebagai welder ialah pekerjaan yang sangat menguras tenaga(kerja berat). umur sudah semakin tua. suatu hari ia pun di PHK dan menganggur.
akhirnya ia mencoba untuk melamar pekerjaan di tempat lain. capek berusaha kesana kemari tetapi tiada yang mau menerima nya. ia putus asa, kecewa, dan merasa Allah tidak mendukung nya. "Aku sudah berusaha ya Allah, mengapa selalu gagal, tidak kah Engkau mendengar Doa ku?"

ketika mencari pekerjaan sebagai welder tak dapat juga, ia pun menerima suatu tawaran kerja sebagai penyapu jalanan. karna keadaan, ia pun menerima pekerjaan itu. memang, gaji sebagai penyapu jalanan tak seberapa. tetapi banyak bentuk Rahmat Allah yang lain nya, rejeki berlipat ganda.

jika dahulu sebagai welder ia menguras tenaga kerja hingga larut malam, sekarang, kerja sebagai penyapu jalanan hanya lah setengah hari.
jika dahulu sebaga welder, ia sering tak ada waktu untuk sholat, sekarang ia banyak waktu untuk sholat. bahkan hampir lima waktu ia sholat di mesjid.
jika dahulu ia pekerjaan nya sangat berat dan menguras tenaga, sekarang kerjaan nya lebih santai dan tidak terlalu berat.

itulah rezeki yang sesungguhnya, bentuk rahmat Allah. karna umur nya semakin tua dan lemah, Allah berikan pekerjaan yang lebih ringan. Allah berikan ia banyak waktu untuk beribadah. Allah berikan banyak waktu berkumpul bersama keluarga.

apakah cukup gaji sebagai penyapu jalanan? jangan salah! Allah itu maha mencukupi.
ketika ia menjadi welder, anak nya belum bekerja. setelah ia menjadi penyapu jalanan Allah berikan anak nya pekerjaan yang layak. sehingga beban rumah tangga tidak sepenuh nya lagi menjadi tanggungan nya. anak nya lah membantu orang tua.

lihat lah bentuk kasih sayang Allah. kehendak Allah itu memang yang terbaik, cara Allah sangat sempurna. kebanyakan kita.. selalu memakai logika, selalu memakai sebab-akibat. ikuti saja cara Allah.. jangan dengan cara kita. terimalah apa pun kehendak NYA, karna itu lah yang terbaik untuk diri ini..

jadi, belajar lah dari kisah sahabat itu. lepaskan segala ego dan keakuan diri. ikuti saja kemana kita di arahkan, jangan pernah menolak. selalu lah berprasangka baik. kelak kita akan membuktikan apa maksud Allah jika segala usaha kita gagal..