Sabtu, 21 Januari 2017

TINGKATKAN DZIKIR KITA

TINGKATKAN DZIKIR KITA

Pertama Dzikir dengan lisan,
Yaitu menyebut/mengucap Nama Allah berulang kali dengan lisan..

Kedua Dzikir dengan hati,
Yaitu menyebut/mengucap nama Allah di dalam hati, tak lagi terucap oleh lisan.

Ketiga Dzikir dengan kesadaran,
Ini lah dzikir yang tertinggi, yaitu dzikir yang tak lagi terucap dan tak lagi bernama. Jadi hanya kesadaran saja kepada Allah (SADAR ALLAH). ini lebih kepada sikap, dan sikap kepada Allah itu lebih dari sebuah sebutan.

Seperti Firman Allah, Allah SWT berfirman:

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ  وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۚ  رَبَّنَا مَا  خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا  ۚ  سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 191)

jadi, dzikir yang sebanyak-banyak nya di kala duduk, berdiri dan berbaring itu, ialah bukan banyak-banyak menyebut nama Allah. Tetapi lebih kepada sikap kesadaran yang tersambung kepada Allah(berIHSAN).

Harus ada interaksi berkomunikasi dengan Allah. Maka itulah dzikir yang tertinggi. Bukan sebatas sebutan, tetapi sudah menyaksikan.

Ketika kita di beri karunia, kita langsung bersyukur kepada Allah. Itulah dzikir "Alhamdulillah". Alhamdulillah tidak terucap, tetapi dengan rasa syukur itu kita sudah berdzikir. Menyadari Allah yang memberi karunia.

Ketika kita tak mampu, kita menyadari.. Engkau maha kuasa ya Allah, apa yang tidak bisa jika ENGKAU sudah berkehendak? Itu lah dzikir "Allah Hu Akbar". Allah Hu Akbar tidak kita sebutkan, tetapi kesadaran mengakui kebesaran dan kuasa Allah. Itu sudah berdzikir.

Dengan satu kesadaran bisa mengungkapkan berbagai sebutan. Dan itulah dzikir tertinggi. Jika kita sudah bersikap pasti lah segala tingkah laku jasmani dan rohani akan sebati. Lisan mengucap dengan penuh kesadaran. Bukan lagi dzikir yang hanya sebatas sebutan.

Jadi dzikir yang sebanyak-banyak nya itu, bukan sebanyak-banyak nya menyebut nama Allah. Tetapi sebanyak-banyak nya menyadari dan bersikap kepada Allah.

Itulah dzikir yang tanpa putus, itulah dzikir tanpa nama, tanpa sebutan. Karna dengan satu sikap kesadaran sudah mengganti berbagai sebutan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar