Minggu, 29 Januari 2017

YANG BENAR HARUS BERANI TERUS BERJALAN

YANG BENAR HARUS BERANI TERUS BERJALAN

Orang yang lurus karna Allah itu memang sedikit bersikap agak lain daripada yang lain. Bukan saja di anggap sombong/angkuh.. pasti di bilang gila! Bagi orang-orang yang terusik keyakinan nya kepada yang selain Allah.

Yang lurus itu langka, memang sudah sangat jarang di temui, sehingga bagi kebanyakan orang di anggap ajaran sesat dan nyeleneh.

Bagaimana tidak aneh? Orang lain banyak berguru kepada manusia dan mengagungkan guru (Ahli ilmu), kita malah meninggalkan ilmu, tetapi berguru secara langsung kepada Allah. Dan syarat berguru kepada Allah itu harus berani meninggalkan guru manusia.

Bagi yang keimanan nya belum kuat, pasti tidak berani, pasti takut tersesat karna belajar tanpa guru pembimbing manusia.

Itulah kita, di beri yang praktis tetapi malah mencari yang sulit. Di beri yang langsung, tetapi masih mencari perantara. Karna tradisi berguru itu sudah mendarah daging, sehingga kita banyak yang takut jika belajar sendiri kepada Allah.

Padahal, jika di kaji dari Al quran.. Allah menyuruh kita itu bertanya kepada Ahli dzikir. Bukan kepada Ahli agama, apalagi Ahli tafsir Al quran. Mengapa kepada Ahli dzikir? Karna Ahli dzikir itu ilmu nya bukan karna belajar atau membaca kitab. Tetapi dengan berIHSAN(Sadar Allah) kepada Allah.

Dengan berIHSAN itulah ia dapat membaca kalam dan perintah-perintah Allah. Dan Al quran di baca akan dapat menangkap apa yang Allah maksudkan. Karna ia membaca dengan berIHSAN. dan akan paham, mana perintah yang tertulis dan mana perintah yang tidak tertulis.

Selama ini kita banyak mengaji, belajar agama kepada manusia, tetapi hanyalah menumpuk ilmu tanpa mempraktekkan. Sehingga berbangga-bangga dengan ilmu yang di miliki.

Sangat berbeda dengan orang-orang yang berguru kepada Allah, langsung di beri pelajaran dalam kehidupan, sehingga ilmu itu akan datang sendiri tanpa belajar. Jadi praktek dahulu, baru dapat ilmu.

Jangan heran jika orang yang Sadar Allah itu di anggap gila! Karna Nabi ibrahim dahulu juga begitu, dia hancurkan segala berhala-berhala yang selain Allah. Padahal itu Tuhan bapak dan nenek moyang nya. Apakah itu tidak gila?

Begitu pula lah kita yang Sadar Allah ini, akan dapat melihat benar dan salah. Jika kita berkata, "jangan mengagungkan guru manusia, karna tanpa sadar engkau telah menjadikan nya berhala!" Apakah itu salah?

"Tiada guru Mursyid yang dapat mengenal kan diri mu kepada Allah, selain Allah sendiri yang memperkenalkan NYA" apakah ini itu salah?

Kita mengajak menghadap kepada Allah, temui Allah sendiri. Sampai benar-benar menyaksikan. Karna sesungguhnya Allah itu dekat. Kita nya saja yang belum menyadari.

Para Nabi itu mana ada guru, selain Allah sendiri yang mengajarkan. Jika mereka bisa.. mengapa kita tidak bisa, bukan kah mereka juga manusia?

Semua itu tergantung keimanan kita, bisa atau tidak bisa itu ya tergantung kita. Apakah masih bergantung kepada berhala-berhala yang selain Allah, ataukah hanya lah bergantung kepada Allah.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar