Selasa, 24 Januari 2017

BELAJAR LAH DARI NABI IBRAHIM AS..

BELAJARLAH DARI NABI IBRAHIM AS..

Ketika Saya bilang, "kita belajar lah Hakikat dahulu barulah lah belajar syariat." langsung ada yang bertanya, "dalil Al-quran nya dan Hadist nya mana?

Saya cuma bisa menjawab, "saya belum tahu pak.."

"waduh, bingung nih saya ya Allah.. apa dalil nya ya,? memang saya belum tahu. saya pun bertanya kepada Allah.

Alhamdulillah.. dengan kalam Allah yang tak bersuara, tetapi dapat di dengar.. saya di beri tahu. untuk teman-teman yang masih ragu atas pernyataan saya, carilah ayat di Al Quran yang berkaitan tentang Nabi Ibrahim As..

Di situ di kisah kan Nabi Ibrahim itu mencari Tuhan, itu lah pelajaran mengenal Allah, yang di pelajari Hakikat dahulu. Bagaimana mungkin dia Bersyariat, jika ia tak tahu siapa yang akan dia sembah? Bagaimana mungkin ia beribadah, jika ia tak tahu kepada siapa ia beribadah?

setelah ia paham, ia kenal, ia tahu, siapa Tuhan yang maha Esa, barulah ia bersyariat.

kalau sekarang banyak berbeda,
banyak yang mengaji, banyak yang pintar membaca Al-quran, tetapi tak memahami makna di sebalik ayat Al-quran itu.
banyak yang rajin beribadah, rajin sholat, tetapi tak dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
banyak yang rajin berdzikir, tetapi ketenangan yang di dapatkan hanya lah di saat duduk itu saja. setelah itu, kembali galau, kembali susah.

mengaku islam.. yang arti nya, Aman/selamat, Damai, Berserah diri. tetapi tak merasa Aman orang di dekat nya. padahal islam mengajarkan berserah diri, tetapi selalu berontak! kalau urusan berontak(Demo) nomor satu. mengaku beragama, tetapi tak mencerminkan orang beragama.

itu karna apa?
yang di pelajari hanya lah syariat(ibadah Dzohir).. tetapi sangat jarang yang mempelajari Hakikat(ibadah Bathin/jiwa).

padahal, Allah bilang..
"Aku tak melihat bentuk dan Rupa mu, tetapi Aku melihat Hati mu"
yang Allah nilai yang Bathin dahulu(Hakikat), barulah di nilah apa yang di lakukan Dzohir(Syariat).

Dzikir Nafas Sadar Allah, ialah pintu pembuka untuk memahami Hakikat. bila mengamalkan dengan Sungguh-sunguh, paham lah dia segala ilmu Hakikat. jika telah paham, barulah syariat nya akan di rubah Allah menjadi lebih benar.

benar yang di dalam.. sudah pasti benar yang di luar.
benar di luar.. belum tentu benar yang di dalam.

Hamba yang lurus, yang benar-benar bertauhid. apabila ia telah memahami hakikat. bukan hanya sebatas syariat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar