" Saya pun merasa bersyukur di beri cobaan bang andi.. Alhamdullah.... Andai tidak di beri cobaan, makin jauh saya dari Allah. Ekonomi saya juga sekarang pas-pasan. Tapi saya punya satu yang saya banggakan.. Saya merasa tenang... Karna saya yakin Allah amat cinta kepada hambanya..."
Itulah pengakuan seorang sahabat, saya jadi merinding ketika membaca pengakuan nya.. memang ketenangan itulah kebahagiaan yang hakiki.
Sikap seperti sahabat ini, harus lah kita contoh.. di beri cobaan tetapi ia berprasangka baik kepada Allah, " Allah sayang kepada hamba nya" dan ia melihat sisi kebaikan dari segala kejadian, yaitu di beri cobaan/ujian pertanda Allah memanggil mendekat agar tidak jauh-jauh lagi.
Jadi cobaan/ujian dalam hidup itu bukan lah berarti buruk. Tetapi banyak kebaikan jika kita mau menyadari.. Allah sedang membentuk, mendidik, mengajarkan kita arti berserah diri yang sesungguhnya.
Jika punya uang baru merasakan ketenangan.. itu biasa.. semua orang juga bisa! Tetapi jika tak punya uang tetapi merasa tenang.. itu lah bentuk kasih sayang Allah..
Apa benar semakin beriman itu akan semakin di uji..? dan kebanyakan kena nya itu seperti ayat ini..
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)
memang kebanyakan begitu.. ketika mulai lurus dan kembali kepada Allah, banyak yang terguncang dengan kemiskinan, kekurangan.. bukan satu dua orang sahabat saya yang mengakui mengalami hal ini.
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 156)
sebenarnya yang mengatakan inna lilahi itu, bukanlah orang lain. Tetapi diri kita sendiri yang harus benar-benar mau kembali, berserah kepada Allah.
"Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 157)
di beri musibah koq di katakan kabar gembira? Itu apabila kita bersabar.. maka akan mendapatkan dua hal. Yaitu di ampuni dosa yang telah lampau dan di beri rahmat yaitu ketenangan.. itulah ciri orang yang mendapat petunjuk.
Mungkin jadi banyak yang takut.. "ngeri ah, jika beriman nanti saya jatuh miskin pula!"
Semiskin-miskin nya Nabi Ayyub.. itu tidak selama nya.. siapa bilang nabi Ayyub miskin sampai mati? Lihat ayat ini,
"Maka Kami kabulkan (doa)nya lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 84)
ujian Allah itu adalah proses pembentukan diri menjadi hamba yang di kehendaki Allah.
Jadi ciri orang beriman ketika di beri ujian, kekurangan, kelaparan, penyakit dll.. ia merasakan ketenangan. Itu lah kebahagiaan yang hakiki. Karna yang di katakan ahli syurga itu ialah jiwa nya tenang.
Saya di beri ujian koq belum tenang ya bang Andy..?
Ya pahami lah ayat di atas.. karna tidak mau kembali kepada Allah. Merasa memiliki.. keegooan masih melekat pada diri, ya susah sendiri. Tidak menerima kenyataan. Coba semua itu di kembalikan pada Allah.. pasti lah tenang.
Mau miskin atau kaya.. jika tidak tenang ya sama saja. Pasti hidup ini menderita. Ketenangan itu lah yang mahal harga nya, tidak bisa di beli dengan uang. Tetapi itu lah rahmat dari Allah.. apabila kita benar-benar beriman.
Bagi jiwa yang tenang..
Mau makan pizza atau telor dadar.. ya sama saja..
Mau mewah atau butut.. ya sama saja..
Mau ada uang atau tak ada uang.. ya sama saja..
Karna jiwa yang tenang telah terjamin oleh rahmat Allah, ia telah lepas dari kemelekatan duniawi.
Itulah kebahagiaan yang hakiki..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar