Kamis, 21 September 2017

Jiwa, Ego, dan DN

JIWA, EGO, & DN..

Ada sebuah pertanyaan dari seorang sahabat,
" Bang Andy ; mohon penjelasan tentang jiwa , ego & keterkaitan keduanya dgn DN....?"

" maksud nya gimana pak?" saya pun masih bingung atas pertanyaan tersebut.

"Apa itu jiwa , segala sesuatu tentang jiwa? seperti bagaimana memelihara/merawat jiwa itu sehingga menjadi maksimal dll ; demikian juga dengan ego ......" beliau pun melanjutkan.

Baiklah.. saya coba jawab semampu saya. kalau ada kesalahan atau bertentangan dengan pengetahuan teman-teman.. ya ajari saya. karna saya juga masih belajar.

JIWA,
Jiwa ini, banyak nama yang sama makna, tetapi beda-beda sebutan nya.
Kalau bahasa inggris nya sering di sebut soul atau spiritual. sedangkan bahasa kita banyak orang menyebut dengan sukma, nyawa, rohani, bathin. dan semua itu makna nya ya sama saja.. yaitu jiwa.

lantas siapa kah jiwa ini? kalau istilah tasawuf nya ialah diri sebenar diri. lantas apakah jasad kita yang tampak ini bukan diri? ya itu diri juga. tetapi itu diri yang lahir/dzohir. dan diri yang bathin itulah yang di sebut jiwa.

lantas bagaimana kah bentuk atau wujud diri bathin ini ( Jiwa ).. apakah sama seperti diri dzohir?
diri bathin atau jiwa itu bersifat ghoib. dan yang nama nya ghoib ya tidak berwujud atau berbentuk. kalau ada orang yang berkata telah bertemu jiwa atau diri bathin nya sendiri itu adalah suatu kebohongan. atau dia pun belum mengenal diri sebenar diri.

Mengapa di katakan diri sebenar diri?
Karna diri kita yang sebenar nya itu ialah jiwa atau nafs. dan diri yang dzohir/jasad ini hanya lah alat saja. Jasad melakukan sesuatu karna perintah jiwa. jadi jiwa ini lah yang memegang kendali pada jasad kita. Makanya di akhirat nanti yang di hakimi itu adalah jiwa/Nafs. dan jasad ini lah yang menjadi saksi. semua anggota jasad kita ini dapat berbicara. bagaimana lagi kita bisa menyangkal? 

Seperti ayat berikut, 
اَلْيَوْمَ  نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَاۤ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا  يَكْسِبُوْنَ

"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS. Ya-Sin 36: Ayat 65)

yang di tutup itu adalah bukan mulut jasad, tetapi jiwa ini tak dapat berkata-kata lagi. Sehingga anggota jasad ini selesai memberi kesaksian. jika mulut sajad ini sering berbohong dan berkata dusta, pastilah ia nanti juga kan memberi kesaksian atas apa yang kita lakukan. semua nanti akan di mintai pertanggung jawaban.

Baik, kita kembali pada jiwa, bisa apa jasad ini jika tanpa jiwa? ya sama saja seperti bangkai.. mati. karna yang di katakan hidup itu apabila bernyawa, ada jiwa nya. contoh nya saja ketika kita tidur. itu sebenarnya kita telah mati. tak sadar lagi, tak tahu lagi tentang jasad ini. 

Tetapi mengapa masih hidup, masih bernafas, masih bergerak bisa balik-balik badan?
yang membalikkan badan kita dalam tidur itu ya Allah..

 وَ تَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ  ۖ    وَنُـقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَ ذَاتَ الشِّمَالِ  ۖ    وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِ   ۗ  لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

"Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka." (QS. Al-Kahf 18: Ayat 18)

jadi yang tidur itu hanyalah jasad.. bukan diri. karna jiwa telah terpisah dari jasad. makanya kita tidak lah mengetahui lagi peranan jasad. di situ sangat lah jelas diri sebenar diri ya jiwa.. bukan jasad ini.

EGO,
Ego ini yang mana lagi?
Ego ialah asal nya dari Nafsu.. sebenarnya ya sama saja dengan nafsu. dan ego atau nafsu ini ialah dorongan-dorongan yang berkaitan dengan jasad atau jasmani kita. ego lebih mengarah kepada rasa memiliki, sehingga timbullah keakuan diri. diri yang mana yang di akui? bukan diri bathin.. tetapi diri yang dzohir atau jasad ini. 

ketika kita merasa pintar, yang kita akui ialah diri jasad ini yang pintar..
ketika kita merasa berharta, yang kita akui ialah diri jasad ini yang berharta..
ketika kita merasa cantik dan rupawan, yang kita akui ya diri jasad ini..
semua berkaitan dengan jasad. di situlah keegoan.

jadi, rata-rata atau kebanyakan orang yang ego itu ialah yang merasa diri nya yang sebenarnya itu bukan lah jiwa. tetapi ya jasad ini. sedangkan orang yang mengenali diri sebenar diri (jiwa), ia menyadari diri sebenar nya itu ya yang bathin, bukan yang dzohir. sehingga tiada pengakuan diri terhadap jasad nya.

orang yang mengenali diri ( jiwa ).. ia akan hidup zuhud. tidak cinta dunia, tidak sombong, tidak ego. karna ia tidak di perbudak lagi oleh dorongan-doroangan jasad nya. semua yang berurusan jasad ya hanyalah sekedar nya saja.. tidak berlebih-lebihan.

Kaitan dengan Dzikir Nafas,
Dzikir Nafas adalah sebuah metode untuk mengaktifkan kesadaran jiwa. jika ingin mengenali diri sebenar diri (jiwa) ya ini lah metode nya. Jika kesadaran jiwa telah aktif, akan mengikis keegoan. kita kan peka dan lebih kenal seperti  apa ego itu.

Dzikir Nafas adalah amalan untuk mencapai keihsanan ( Sadar Allah ). Jika kesadaran jiwa telah aktif dan selalu menyaksikan Allah, apa  lagi yang mau di ego kan? yang jelas ego pasti lebur jika DN nya benar-benar. jika berDN tetapi semakin ego, berarti orang itu belum lah mengenali diri sebenar diri ( jiwa )..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar