ada seorang sahabat yang bertanya, "mas patrap itu apa sih? Saya penasaran kenapa gerakan nya saya lihat seperti orang yang melakukan tenaga dalam?"..
Semoga dengan tulisan ini,anda lebih penasaran lagi dari sebelum nya. Hehe..
Saya bukan orang jawa, setahu saya arti patrap itu ialah "sikap" ke'ilahi'an. Yaitu sikap orang beriman kepada Allah.
Patrap itu.. Sama seperti tarian rumi yaitu sikap spritual nya kepada ALLAH, sehingga menjadi suatu gerakan berputar-putar. Karena seluruh alam ini bergerak berputar. Bisa jadi, ketika ia masuk ke alam keilahian. Yaitu jiwa nya berlari ke Allah.. jasad juga merasakan suatu daya Allah yang menggerakkan alam semesta ini. Semakin kencang jiwa ini berlari ke Allah, semakin kencang pula sensasi-sensasi atau getaran pada jasad.
Kalau di kampung kelahiran saya yaitu aceh, di tanah gayo,ada suatu tarian yang di kenal dengan nama tarian saman. Saya kurang tahu sejarah nya, yang jelas penemu nya ialah seorang ulama yang bernama syeihk saman. Gerakan nya beda lagi, bukan berputar. Tetapi menepuk-nepuk dada dan anggota tubuh lain nya dengan sangat cepat. Sehingga di sebut tarian tangan seribu.
Tentu jika penemu nya seorang ulama, tidak mungkin melakukan sesuatu yang tiada nilai spritual nya. Pasti ada sikap ketuhanan dalam suatu metode yang dia syiarkan.
Sayang nya saat ini, semua itu menjadi sebuah tarian. Tarian rumi dan tarian saman hanyalah sebuah tarian yang di pertontonkan. tiada lagi nilai spritual yang di ajarkan.
Lantas bagaimana dengan patrap?
Patrap ini lebih ekstrim dan original. mengapa? Karena gerakan nya lebih murni, setiap orang tidak sama.
Patrap ini lebih ekstrim dan original. mengapa? Karena gerakan nya lebih murni, setiap orang tidak sama.
Ini bukan tenaga dalam. Gerakan-gerakan itu muncul karna sensasi rohani/nafs kita ketika menuju Allah. Tenaga dalam itu kan, diri yang kendalikan? Berarti ada ego di situ. Justru kita dalam patrap melepas ego.. tiada daya sama sekali.
Di Al quran kan di jelas kan, " “Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sempurna) adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hati mereka.”(Al-Anfal, QS 8 : 2)."
Itu bukan kita yang menyebut, kita mendengar nama Allah. Mendengar saja sudah bergetar, bagaimana jika nafs ini menghadap ke Allah. Sungguh dasyat getaran nya. Itu berefek pada jasad.
Di ayat yang lain juga di sebut kan, "Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah.” (Az-Zumar, QS 39 : 23)."
Jadi patrap itu ada di Alquran. Ada yang bergetar, ada yang berlari, yang berputar-putar layak nya tarian rumi, ada yang tersungkur, ada yang meraung menangis terisak-isak. Wah, sungguh sensasi yang tak terlupakan bagi saya..
Di sini kita di kenal kan oleh Allah, bahwa kita ini hamba yang lemah. Allah menunjukkan kuasa nya. Di putar, di banting, berdiri.. di banting lagi. Apa itu namanya tenaga dalam? Kita aja tidak bisa apa-apa saat itu. Hanya bisa berserah total kepada Allah.
Di situ kita bisa mengenal diri, oh, ini jiwa ku yang mendekat ke ALLAH. oh, ini jasad ku yang di banting dan di putar-putar. Oh, ini ego ku yang hendak melawan kuasa Allah. Semua itu akan terpisah-pisah. Semakin ego akan semakin di banting keras.
Ketika ada daya yang mendorong saya hendak tersungkur. Saya mencoba melawan dan berusaha tetap tegap berdiri, subhanallah.. saya tercampak terguling-guling atau salto sebanyak 3 kali di tanah lapang itu. Mungkin ada sekitar 5 meter lebih saya tercampak. Dalam hati saya berkata, "pasti patah nih leher saya?". Tetapi tiada apa-apa.. tiada saya celaka. dan saya pun pasrah mengikuti kehendak nya. Ketika pasrah barulah gerakan nya stabil.. getaran berkurang, saya hanya ikuti saja daya nya mengelilingi lapangan.
Seperti supir yang mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi. Yang berlari kencang itu kan mobil. Bukan supir. Supir santai aja di dalam mobil. Begitulah saya saat itu.. saya telah terpisah. jasad ini berlarian di lapangan, diri/nafs ini tenang bersama Allah.
Barulah saya pahami, oh.. ini yang namanya berserah. Dengan kalam nya Allah berkata, " lihat.. tenang kan, jika engkau berserah kepada ku? Berserah lah jika hidup mu tidak mau terbanting. Tiada engkau celaka jika mengikuti ku. Aku yang menjamin urusan hidup/jasad mu."
Saya pun bertambah menjerit memanggil-manggil.. ALLAH.. ALLAH.. ALLAH.. ALLAH.. tiada sanggup menahan air mata kerinduan. Selama ini hidup dalam kelalaian. Saat itu saya jumpai Allah. Belum pernah saya sedekat itu dengan NYA selama ini.
Padahal patrap yang di bimbing pak setiyo purwanto, baru sekali saya rasakan. Tetapi daya dan titik berserah itu telah mendarah daging di diri ini.
Sepulang dari solo, hidup saya berubah, sikap saya berubah. Saya menjadi pribadi yang di inginkan Allah. Karna saya telah berserah penuh kepada NYA. Takwa ini karna Allah. tulisan-tulisan selama ini pun atas kehendak nya. Mana mungkin saya bisa menulis seperti ini. Saya jadi memahami kehendak-kehendak Allah.
Dari semua sahabat yang mengikuti patrap, tiada sedikit pun yang celaka. Justru dalam berpatrap akan semakin bersih dari selain Allah. Menjadi semakin lurus dalam bertauhid kepada Allah.
Saya berharap.. ilmu patrap ini ada penerus nya, sehingga bisa terus di ajarkan kepada anak-cucu kita kelak. Karna saya telah membuktikan. Ini lah ilmu laku sebenar, bukan teori. Tapi penyaksian diri kepada Allah. Sehingga kita menjadi mukmin yang penuh berserah, penghambaan total kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar