Jumat, 03 Juni 2016

BERUNTUNG NYA AKU

Alhamdulillah..
sepuluh tahun dalam kesesatan. Aku merasa capek dan hampa.. sangat jauh dari Allah. Begitu jauh dari ketakwaan.

Ketika aku bertekad kembali mendekat. Aku meminta sosok pembimbing kepada Allah. "Berilah hamba seorang guru ya Allah, yang mengajarkan hamba mendekat kepada mu."

Allah tunjukkan jalan mendekat kepada nya, yaitu dzikir nafas. Ketika ku amalkan.. semakin kuat lah aku mendekat. semakin berusaha lah aku bertakwa. Setiap pengalaman dan laku kutanyakan kepada guru, "mengapa begini guru?, ini apa makna nya.. apa artinya..?

Guru ku hanya berkata, "lanjutkan saja..!"

Keesokan nya lagi semakin banyak pertanyaan dalam benak ku, ku tanyakan lagi.. "ini apa makna nya guru?", jawaban nya pun tetap sama.. " lanjutkan saja dzikir mu..". Aku pun menjadi malu bertanya lagi, ikuti saja perintah nya.. hanya laku, dan laku..

banyak sahabat seperjalanan yang kecewa, karna tidak mendapat kan jawaban dari guru. Hanya di beri kan cara berdzikir dan amalkan lah. Akhirnya satu persatu pun mundur, satu persatu menghilang tanpa kabar karna tidak mendapatkan apa-apa.

Aku tetap bertahan di sini, karna ku jumpai Allah di sini. Ngapain mencari-cari lagi.. apa pun jalan nya, yang di cari juga Allah.

Ketika aku terus istiqomah berdzikir nafas, segala pertanyaan itu di jawab Allah. Dan mendapat jawaban segala tanya.

Barulah ku sadari, guru tidak ingin memberi teori, ia mengajarkan dengan cara laku. Ketika aku istiqomah dalam laku.. ilmu itu datang sendiri. Semakin semangat lah aku dalam laku..

Lalu guru berkata lagi, "jangan berguru kepada saya, berguru lah kepada Allah." Wah, ini perintah lagi. Kemarin di suruh lanjutkan! Ketika ku ikuti ku dapatkan jawaban. Aku pun bergantung kepada ALLAH sebagai pembimbing rohani ku. Alhamdulillah, begitu banyak pelajaran yang ku dapat kan. Begitu beruntung nya aku ketika ku patuhi guru.

Guru menganggap kami bukan sebagai murid, tetapi sebagai sahabat seperjalanan. Walau begitu, tidak mengurangi rasa hormat kami kepada nya.

Beliau tidak ingin kami bergantung kepada guru, "langsung saja belajar kepada Allah, kepada Allah lah tempat bergantung."

Jadi teringat kisah, ketika Rasulullah meninggal dunia. Abu bakar berkata, "Ingatlah, barangsiapa menyembah Muhammad shallallahu alaihi wasallam maka Muhammad telah wafat, dan barangsiapa menyembah Allah maka Allah Maha hidup tidak akan mati..”

Para sahabat juga tidak bergantung kepada rasulullah. Tetapi kepada Allah.

bagaimana jika suatu saat guru tiada, bagaimana jika suatu saat guru meninggal dunia? Kepada siapa lagi engkau bertanya wahai sahabat? Alhamdulillah, aku di didik mandiri, tiada lagi bergantung kepada guru. Kepada Allah lah tempat mengadu segala tanya. 

Terima kasih guru.. jika suatu saat ada yang belajar kepada ku, ku ikuti cara mu.. "lanjutkan saja.. bergurulah kepada Allah... "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar