Selasa, 28 Februari 2017

BERAKAL

BERAKAL

Seperti apa kah yang dikatakan manusia berakal itu? Mari kita kaji di ayat berikut,

Allah SWT berfirman:
"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf: Ayat 179)

Ngeri nih ayat nya. Benar-benar tegas. Yang tidak berakal di anggap binatang oleh Allah.

Jadi, yang di katakan berakal ialah orang-orang yang kesadaran nya ke Allah itu aktif. Always ON Sadar Allah. Yang di katakan hati/merasa, melihat, dan mendengar itu ialah dengan kesadaran. Bukan dengan berpikir atau memikirkan. Jadi sangatlah berbeda antara menyadari dan memikirkan.

"Tidak di guna kan untuk memahami ayat-ayat Allah dan melihat tanda kekuasaan Allah." Jadi, ayat dan tanda kekuasaan Allah itu ialah, yang ada di Alam semesta ini..

Dan di ayat yang lain Allah menyebutkan,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (Qs. Al Imron : 190-191).

Sangat jelas ayat nya.. yang di katakan orang berakal itu ialah orang yang menyadari Allah(Berihsan) setiap saat. Sambil berdiri, duduk, dan berbaring. Dengan kesadaran lah kita bisa memahami tanda-tanda kekuasaan Allah.

Bagaimanakah melihat tanda-tanda kekuasaan Allah?
Contoh nya kita melihat bintang-bintang di langit.. mata ini kan hanya memandang. Tetapi yang di dalam diri yang bicara. Mengapa ya bintang itu tidak jatuh, tidak berbenturan, siapa yang mengatur, siapa yang menjaga nya? Pasti ADA. Itulah yang namanya kesadaran.

Jadi menyadari dan memikirkan itu beda..

Contoh nya lagi, kita punya hutang pasti mikirkan?, bagaimana ya cara membayar hutang saya? Nah, ini asli mikir.. yang ada kepala mau pecah rasa nya. Hehe..
Tetapi tak ketemu juga cara nya.

Tetapi jika pakai kesadaran, "ya Allah, kasih cara Hamba ya Allah.." bagaimana agar hutang hamba lunas? Nanti pasti ada petunjuk yang belum terpikirkan sebelum nya, ya ikuti saja.. pasti selesai dengan cara Allah. Itulah kesadaran.

Kalau pakai pikiran, pasti kita mencari cara dengan Nafsu, di sini bisikan nafsu menyerang. "Pakai saja cara instan, yang penting beres!" Inilah bisikan Nafsu.

Tetapi jika pakai kesadaran, di situlah akan terbaca tanda-tanda kekuasaan Allah. Kita ini suruh apa? Ya ikuti saja.. nanti akan selesai dengan cara Allah. Itulah lah orang yang berakal.

Makanya orang yang tidak berakal itu di anggap binatang oleh Allah, ialah orang yang memperturutkan Nafsu diri nya. Karna, binatang itu pakai insting/pikiran.. jika sudah lapar, ia tak mau tahu.. yang penting gimana cara nya bisa makan. Tuan nya sendiri pun akan di terkam nya jika sudah lapar. Yang penting makan!

Nah, orang yang berakal, ialah orang yang selalu pakai kesadaran(Sadar Allah), gimana pun situasi nya, ia bersandar pada aturan Allah. Tak lagi mengikuti Nafsu. Tahu mana yang benar, mana yang salah. Kesadaran nya selalu bersama Allah. Hidup nya selalu mengikuti kehendak Allah. Karna ia sangat paham, kehendak-kehendak Allah pada diri nya.

Jadi jelas lah, yang berakal itu bukan orang yang pintar. Karna sangat banyak orang pintar, banyak akal, tetapi seperti binatang Akhlak nya. Itu bukan berakal yang sesungguhnya..

Orang yang berakal, ialah orang yang hidup Sadar Allah(Berihsan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar