DZIKIR NAFAS DI RAGUKAN KARNA TANPA BAIAT
Terkadang lucu juga melihat orang yang meragukan suatu ilmu tanpa baiat..
Karna dalam dzikir nafas memang tiada baiat apa pun.
Coba kita renungkan bersama..
Ketika kita sekolah, apakah kita di baiat? Apakah kita wajib mengetahui dan bertanya dahulu darimana ilmu para guru di sekolah itu mereka dapatkan? Tidak kan?
Apakah kita tidak takut kita di ajarkan ilmu yang menyesatkan, tidak kan?
Mungkin teman-teman pasti menjawab, "beda donk ilmu dunia dengan ilmu agama!"
Ya sama saja menurut saya.
Jika ilmu yang ber baiat itu di anggap paling benar.. dimana letak parameter nya? Apakah sudah ada jaminan ilmu itu paling benar dan tidak menyesatkan? Tiada jaminan bagi saya..
Setiap kita itu sudah beri akal oleh Allah. Benar dan salah itu sudah ada dalam diri kita sendiri. Lurus atau sesat sudah ada pembeda bagi diri kita ini.
Jadi jangan tertipu oleh baiat, yang mengajarkan ilmu ada garis keturunan dari Rasulullah. Cek dan ricek lah dahulu.. apakah benar lurus atau menyesatkan? Karna benar dan salah itu ada di diri kita sendiri.
Begitu pula ilmu yang tanpa baiat, benar dan salah.. lurus dan sesat bisa kita bedakan sendiri. Jadi jangan ikut-ikutan dalam mengamalkan. Tanya lah pada diri.. apakah ilmu itu benar? Karna semua jawaban ada pada diri, jangan percaya saja apa kata orang.
Jika ragu dengan Ilmu Dzikir Nafas Sadar Allah ini. Ya wajar saja.. karna masih mengikuti tradisi berbaiat. Karna ketika menemukan suatu ilmu yang tanpa baiat seperti menjadi blok bagi diri.
Lebih baik pelajari dahulu, selami dahulu agar mengetahui sendiri tanpa berprasangka. Benar dan salah, lurus atau sesat kan nanti tahu sendiri.
Orang banyak tertipu dengan kemasan atau tampak luar nya saja. Kesan nya dzikir nafas ini murahan. "Ilmu tinggi koq di obral-obral?," sehingga di ragukan.
Jujur saja saya katakan, justru yang lurus itu harus di obral, berani di buka blak-blak kan di depan umum. Jika ada yang mengajarkan suatu ilmu sembunyi-sembunyi karna takut di bilang sesat, itu yang harus di ragukan..
Jika benar, mengapa harus sembunyi-sembunyi..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar