BAHASA MAKRIFAT
Bahasa seorang makrifat itu memang lah suka terbalik-balik dengan kepahaman syariat. Dan kita haruslah lebih hati-hati dalam penyampaian. Jika tiada kesabaran dalam menjelaskan makna nya, ya lebih baik diam.. jangan membuat orang lain bingung!
Contoh,
Dari pandangan syariat, orang kan berkata.. " Belajar itu, agar kita menjadi pintar..!"
Sedangkan dari pandangan hakikat, orang kan berkata.. " Belajar itu, agar menjadi bodoh..!"
Walau berbeda dalam kata dan arti, tetapi syariat dan hakikat itu bukan lah bertentangan. Tetapi mempunyai makna yang benar pada pandangan masing-masing.
Yang menjadi masalah itu adalah, kita nya yang tidak memahami, atau tidak mau menjelaskan secara detail agar orang lain memahaminya.
Pandangan syariat:
Semakin banyak belajar akan menjadi pintar, itu benar. Otomatis orang yang banyak belajar pastilah akan semakin banyak ilmunya, dan otomatis kan menjadi pintar.
Pandangan hakikat:
Semakin banyak belajar akan menjadi bodoh, ini juga benar.. tiada yang salah. Karna ketika kita menyadari bahwa hakikat ilmu itu datang nya darimana, pasti kita kan merasa bodoh. Tak kan berani mengaku pintar.
Yang sering menjadi kecelakaan bagi kita ialah, karna kita berbicara hakikat kepada orang yang tidak tepat. Tentu ini kan bertentangan dan akan menjadi fitnah.
Semakin tinggi tingkat kesadaran spiritual kita, pasti lah semakin dalam makna kata dan bahasa, tidak mungkin semua orang kan mengerti. Jadi, jangan lah di pukul rata.. tentu tidak semua orang kan mengerti. Justru itu sangat berbahaya jika orang awam jadi salah tafsir dan pengertian. Kita jadi menyesatkan orang lain tanpa kita sadari.
Jadi, mari kita intropeksi diri..
Jika tulisan dan penyampaian kita sering di tentang oleh orang lain, bisa jadi karna beberapa penyebab..! Jika karna mereka tak mengerti.. atau juga karna kita menyampaikan itu tanggung-tanggung, tak mau menjelaskan sampai mereka memahami.
Jika kesadaran kita makin tinggi.. ya bijak-bijak lah dalam penyampaian, jangan pakai bahasa tinggi..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar