Kamis, 30 November 2017

DZIKIR TIADA PUTUS

DZIKIR TIADA PUTUS

Sekitar lima tahun yang lalu, tepat nya mungkin tahun 2012. seseorang pria misterius menelepon saya dan berbicara seputar dzikir. memang di kala itu saya sedang gila-gila nya berdzikir. Tetapi saat itu saya belum mengenal yang nama nya dzikir nafas.

Aneka macam alat tasbih yang saya miliki.. dari kayu hingga lah batu. saya senang berdzikir. saya rela duduk berjam-jam hingga kaki saya pincang-pincang ketika berjalan karna terlalu lama duduk.

Saya pun tidak tahu siapa pria itu, siapa namanya dan darimana dapat No Hp saya? saya pun tidak tahu. kami sangat asyik mengobrol tentang agama dan seputar dzikir.

"sekarang apakah kamu sedang berdzikir?" tanya beliau.

"Tidak pak, saya dzikir itu di saat selesai sholat magrib dan di tengah malam. kalau bapak kapan saja berdzikir nya?" saya pun kembali bertanya.

"Saya berdzikir setiap saat, tiada putus. di saat sedang ngobrol dengan kamu ini pun saya sedang berdzikir kepada Allah..!" jawab bapak itu dengan santai nya.

"Ah, jangan bercanda lah pak..! sekarang ini kan sedang ngobrol dengan saya.. bagaimana pula bapak katakan sedang berdzikir?" saya pun jadi tertawa dengan pengakuan nya itu. pasti ngawur nih orang. mengada-ngada saja, kata hati saya.

" saya tidak bercanda, memang benar saya sedang berdzikir. suatu saat kamu pasti akan memahami nya." begitulah kalimat terakhir nya. santai tapi serius.

Tiba-tiba obrolan kami pun terputus. saya pun tidak menelepon balik, " Ah, ini hanya orang iseng saja.." pikir saya.

di tahun 2013 bertemu lah saya dengan metode dzikir nafas yang di sampaikan oleh pak setiyo purwanto. beliau menjelaskan bahwa makna Dzikrullah itu bukan ingat Allah, apalagi menyebut nama Allah. tetapi makna nya ialah Sadar Allah.

Mulai lah saya mendalami dzikir nafas, alat tasbih sudah tidak saya gunakan lagi. tetapi nafas lah sebagai alat pengganti tasbih untuk berdzikir kepada Allah. saya selalu berdzikir menggunakan nafas di setiap keadaan.

semakin lama saya dalami dzikir nafas.. kesadaran jiwa aktif, kesadaran kepada Allah selalu ON setiap saat, dzikir nafas pun saya tinggalkan.

Barulah saya pahami yang di katakan bapak misterius tadi, yaitu berdzikir tiada putus. sehingga ketika mengobrol saja ia bisa berdzikir kepada Allah. ternyata yang ia pakai adalah "kesadaran".

Kesadaran adalah wilayah jiwa. ketika jiwa aktif maka kesadaran kita ini bisa di bagi-bagi. jasad bisa beraktivitas seperti biasa, jiwa bisa terus menerus berdzikir kepada Allah. baik dengan menyebut nama Allah, maupun tanpa menyebut. kita bisa terus menerus berdzikir kepada Allah.

kalau dahulu saya hanya merasakan Allah yang dekat itu hanya lah di saat duduk berdzikir saja. ketika menjalani kesibukan duniawi.. saya pun lalai. Allah tak lagi hadir di hati saya.

sekarang baru lah saya pahami makna dzikir yang tiada putus. Allah menyuruh kita berdzikir sebanyak-banyak nya, baik di kala duduk, berdiri, dan berbaring.

makna "sebanyak-banyak nya" itu, seberapa banyak? apakah 100 kali, 1000 kali, atau 10.000 kali sebutan?

Dan makna di kala duduk, berdiri, dan berbaring itu seperti apa?
apakah kita harus meluang kan waktu hanya untuk berdzikir saja? bagaimana dengan urusan dunia kita?

sekarang baru saya pahami.. berdzikir lah dengan kesadaran. karna kesadaran itu tak terbatas ruang dan waktu. sungguh urusan duniawi tak akan terganggu.

Istri saya pun bertanya akan perubahan sikap saya. " dahulu abang sering duduk berdzikir hingga berjam-jam lama nya. sekarang mengapa saya lihat abang sudah jarang berdzikirnya..?"

karna saya sudah pahami hakikat dzikir yang sesungguhnya. Allah hadir bukan di saat duduk saja. tetapi setiap saat..
dikala sendiri maupun beramai-ramai..
di kala sepi maupun di kala kebisingan..
saya selalu bersama Allah.

karna Hakikat dzikir adalah "Sadar Allah". jika kesadaran telah aktif. barulah kita bisa berdzikir tanpa putus. itulah yang di katakan dzikir yang sebanyak-banyak nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar