LEVEL DALAM DZIKIR NAFAS BUKAN LAH SEBUAH TARGET
Banyak teman-teman yang mengeluh ketika tidak memahami level dalam berdzikir nafas. Ketika mereka tidak bisa seperti yang lain nya.. mereka merasa gagal dalam menguasai dzikir nafas.
Seolah level 4 itu adalah sebuah puncak sebuah ritual. Jika belum mencapai level 4 mereka merasa gagal, sehingga dzikir nafas pun mereka tinggalkan.
Mari kita lihat dari pengalaman ibu kasyuni berikut ini,
"Assalamualaikum ..
Alhamdulillah Pak Andy...saya belum masuk level apapun..hanya mengamalkan setiap tarikan nafas saya mencoba untuk menyebut Huu Allah..dalam aktivitas harian saya..ada energi positif yang saya rasakan..dalam pekerjaan sudah bisa tersenyum. melihat rekan kerja bisa sabar apapun atitudenya..."
Alhamdulillah.. seharusnya kita pun harus bisa begitu. Jangan berpatokan pada level-level. Tetapi sudah kan dzikir kita itu berdampak positif pada kehidupan?
Jadi, level itu bukan lah target.. hanya sebuah step by step perjalanan spiritual kita. Jangan di cari-cari, apalagi ingin cepat-cepat menguasai.. pasti tidak akan sampai-sampai.
Untuk apa bicara level, jika tidak membekas atau tercermin dalam kehidupan. Pasti tiada manfaat.
Dalam berdzikir nafas di perlukan ketulusan hati. Jika berdzikir, ya berdzikir saja.. jangan ingin naik level.. lurus saja ke Allah. Justru itu dzikir kita akan jadi. Pasti membekas pada kehidupan. Pasti ada perubahan yang positif.
Jadi, lurus kan niat.. berdzikir nafas itu ingin mendekat ke Allah, atau ingin cari ilmu..? Jika sudah salah niat.. pasti anda akan kecewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar