Penyaksi itu benar-benar melihat dan mendengar. jika telah meyaksikan segala kehendak dan kuasa adalah Allah, tiada berani diri ini mengaku-aku.
yang masih berani mengaku-aku hanyalah diri yang belum menyaksikan Allah. karna masih banyak nya berhala-berhala dan tuhan-tuhan yang lain pada diri nya.
aku bisa, aku mampu, aku tahu.. itu ialah sama saja ia mempertuhankan diri nya sendiri.
justru yang telah bersaksi dan meyaksikan tidak berani seperti itu, ia akan berkata, aku di bisa kan Allah, Aku di mampu kan Allah, dan aku di beritahu Allah.
apalagi jika orang yang selalu mempertuhankan hawa nafsu nya, sungguh dalam kesesatan, karna ia tidak bisa meyaksikan Allah. tidak bisa memahami apa perintah Allah pada diri nya.
kosong kan lah dahulu segala berhala-berhala pada diri, dan sadari siapa yang berkehendak? siapa yang berkuasa? dan siapa yang memberikan kemampuan itu? dan kita akan bisa bersaksi dan menjadi penyaksi.. hanya engkau ya Allah, sungguh ku tak berani mengaku-aku..
justru yang telah bersaksi dan meyaksikan tidak berani seperti itu, ia akan berkata, aku di bisa kan Allah, Aku di mampu kan Allah, dan aku di beritahu Allah.
apalagi jika orang yang selalu mempertuhankan hawa nafsu nya, sungguh dalam kesesatan, karna ia tidak bisa meyaksikan Allah. tidak bisa memahami apa perintah Allah pada diri nya.
kosong kan lah dahulu segala berhala-berhala pada diri, dan sadari siapa yang berkehendak? siapa yang berkuasa? dan siapa yang memberikan kemampuan itu? dan kita akan bisa bersaksi dan menjadi penyaksi.. hanya engkau ya Allah, sungguh ku tak berani mengaku-aku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar