segala sesuatu yang terungkap dan terucap itu, sesuai dengan apa kita menyampaikan nya..
Yang namanya hidup pasti yang ada jiwa nya. Bila tiada jiwa.. mati, tiada daya.
Begitu pula sebagai khalifah.. dengan apa kita menyampaikan pesan-pesan ALLAH?
Qalbu/hati itu ialah suatu wadah.. bisa di isi oleh apa saja di sana. Bisa ada EGO, ada nafsu, ada pikiran, ada jiwa/nafs dan segala bisikan-bisikan.
Dan apa yang terucap dan terungkap oleh tindakan diri ini.. sesuai dengan apa yang terisi pada hatinya.
Jika di hati nya ada keegooan, maka yang terucap pun penuh keegoaan.
Jika di hati nya ada nafsu, maka yang keluar pada ucapan pun hanya lah nafsu.
Jika di hati nya terisi jiwa.. maka ucapan nya pun penuh daya dan hidup.
Apalagi jika jiwa/nafs yang SADAR ALLAH.. ucapan nya yang keluar pasti ada jiwa nya. Karna ketika jiwa nya senantiasa tersambung kepada ALLAH, ucapan yang keluar bukan lagi dari diri nya. Tetapi ucapan ALLAH atau bahasa ALLAH.
Sangat penting seorang dai atau imam dan siapa pun kita Berkata dengan jiwa, pasti ada daya/energi nya.
Seorang DAI berceramah dengan nafsu dan EGO pasti tidak akan bisa menyentuh hati jemaah nya. Karna yang di lihat orang adalah diri si DAI, bukan ALLAH nya.
Seorang imam yang memimpin sholat jika tiada jiwa nya pasti tidak bisa mengantar makmum kepada ALLAH, karna tiada daya atau jiwa nya.
Segala ucapan dan tulisan itu akan terbaca apa yang terisi pada qalbu/hatinya..
Jika ia menulis dengan ego dirinya, pasti tulisan itu biasa-biasa saja.. tiada daya nya.
Tetapi ketika ia menulis dengan jiwa nya yang SADAR ALLAH, maka tulisan itu benar-benar bernyawa, ada jiwa dan suatu daya tersendiri.
Makanya.. jangan ikuti kata hati, karna pada hati itu bisa di isi apa saja. Itu sama saja namanya sesuka hati sendiri.
Tetapi ikuti lah kata jiwa di dalam hati. Dan kekuatan jiwa itu tergantung seberapa kuat nya sang jiwa menghadap ALLAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar