MINTA DOA
Ujian Allah itu sangat halus, halus sekali. Sering sekali kita terjebak jika tidak peka. Ketika diri telah banyak di percayai orang lain. Ketika diri semakin di anggap sangat dekat kepada Allah. Pasti banyak orang mengganggap doa nya sangat maqbul.
Bagi hamba yang Sadar Allah, ia sangat berhati-hati dalam hal ini. Seharusnya, ia harus bisa meluruskan orang lain ke Allah. Jangan semakin berEGO.
ini contoh kecil,
"Pak, tolong donk hujan nya di pindah in ke tempat lain. Atau doain hari ini cuaca nya cerah agar acara berjalan lancar."
Tanpa Sadar, orang yang di mintai doa sangat senang ketika ada yang mempercayai doa nya makbul. Dan meng iya kan. Semakin banyak karomah, semakin banyak lah yang meminta doa kepada nya. Kalau tidak peka, ia telah menjadi hijab antara orang yang meminta dan Allah.
Tetapi Sangat Berbeda bagi orang-orang yang Sadar Allah. Ia bukan nya senang, tetapi sangat takut di hadapan Allah. "Aku tak tahu ya Allah, apakah ini karunia.. atau ujian MU ya Allah..?" Jika ada yang meminta doa pada nya, ia akan meluruskan orang tsb. "Jangan lah meminta kepada ku, tetapi langsung lah kepada Allah. Jika aku bisa meminta langsung, mengapa kamu tidak?"
Ia tak ingin menjadi hijab, justru ia akan mengajarkan cara meminta secara langsung kepada Allah. Ini lah hamba yang Sadar, sangat peka akan ujian Allah. Bukan berarti ia tak mau mendoakan, tetap ia doakan di dalam hati nya. Tetapi ia ingin orang yang meminta itu lurus ke Allah, bergantung kepada Allah sepenuh nya. Bukan kepada diri nya.
Sekarang dimana kah posisi kita, yang meminta doa, ataukah yang memberi doa? Jangan sampai tergelincir.. ujian Allah itu sangat halus.
Jika meminta doa, karna mempercayai orang yang makbul doa nya, berarti belum bergantung kepada Allah. Belum lurus..
Jika di mintai doa, dan senang. Maka EGO diri nya akan semakin kuat.. semakin merasa, semakin menjadi hijab bagi orang lain dan Allah..
Jika banyak yang datang meminta doa, ajarkan lah mereka lurus ke Allah. Jika kita bisa, mengapa mereka tak bisa..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar