Jumat, 11 November 2016

DUDUK

DUDUK

Duduk, adalah sikap diam menunggu segala titah..
Duduk, adalah sikap sopan menghadap sang pencipta..
Duduk saja di situ, diam, tiada berpikir, tiada berkehendak, hanya duduk menyaksikan(Sadar Allah).

Hening, fana, sunyi, gelap tiada apa-apa, tiada lagi yang terdengar, tiada lagi yang terlihat, tiada lagi yang di rasa-rasa..

Bahkan diri ini pun tiada, yang ADA hanya DIA. apakah aku telah mati? Ini kah alam ilahi? Hanya lah kesadaran tertinggi duduk di situ.
Dekat, tak bayangkan dekat nya.
Sungguh DIA wujud tak terhijab.
Kesadaran masih duduk di situ..
Kesadaran masih diam menunggu..
Yang ku tahu, Aku di Ridhoi..

Tanpa kata, tanpa suara, tanpa terlihat apa-apa.. yang ku tahu, DIA meridhoi dan tersenyum pada ku.
Jika belum di suruh NYA bangkit, kesadaran ku masih duduk di situ.
Aku sudah tenang, Aku sudah nyaman. Seolah tak mau pulang..

Jika Aku mati, Aku sudah siap kala itu..
Ternyata DIA menyuruhku pulang..
Kembali ke alam dunia ini, Ke Alam jasmani.
Sejak saat itu, aku benar-benar gila..
Benar-benar cinta..
Benar-benar tunduk kepada NYA..

Syurga-neraka, tak penting lagi bagi ku..
Yang ku tunggu adalah, segala perintah..
Saat DIA menyuruh ku, di situ lah ku temui DIA yang dekat..
Sekarang Aku bisa berbicara kepada NYA..

Sekarang ku bisa menemui NYA kapan saja..
Kesadaran tinggi tak terbatasi ruang dan waktu, DIA ada di mana ku berada. DIA tampak kemana ku memandang.
Sekarang Aku tak sendiri, DIA selalu menyertai. Jika DIA selalu menyertai, tak kan lah diri takut dan bersedih hati..

HUU.. ALLAH..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar