Sabtu, 01 April 2017

BEDA SUDUT PANDANG

BEDA SUDUT PANDANG

     Ketika saya pulang ke kampung halaman (Aceh), beberapa waktu yang lalu. ada hikmah yang dapat di ambil pelajaran. Allah memberi pelajaran melalui anak saya si zaki. Dan rumah orang tua saya itu ialah di daerah persawahan. Kebetulan kala itu sedang musim hujan. Dan seluruh persawahan tergenang air seperti sebuah danau.

     Ketika saya dan si zaki jalan-jalan sore ke bale-bale (pondok persawahan). Anak saya yang masih balita itu langsung berteriak.. "yah lihat yah, laut.. laut yah!" Tiba-tiba beberapa anak-anak yang juga berada di sana mentertawakan anak saya, "Hehe.. itu bukan laut dek, tetapi itu sawah!"

"Bukan, itu laut..!" Anak saya mempertahankan kebenaran yang di ketahui nya.

"Bukan, itu sawah.., bukan laut!" anak-anak di sana terbahak-bahak mentertawakan anak saya. 

     Lantas si zaki bertanya kepada saya, "yah.. itu laut kan yah?" Saya jadi tersenyum melihat peristiwa itu. "Bukan nak, itu sawah.. karna air hujan turun nya sangat lebat jadi lah tergenang seperti laut." Jawab saya mencoba memberi pemahaman kepada nya.

Si Zaki pun jadi bingung tak percaya, bahwa itu bukan laut.



     Beberapa hari selanjutnya saya pun pergi ke sawah bersama si Zaki, dan Tiada lagi genangan air. Yang tampak, hanya sawah seluas mata memandang. "Lihat nak, yang kamu bilang laut kemarin.. Ini lah sebenarnya. Ini semua sawah!" Saya kembali menjelaskan kepada si zaki. Barulah ia mengerti..

Apa pelajaran yang bisa di ambil?

     Siapakah yang salah di antara anak-anak itu? Anak-anak yang di kampung itu benar, karna mereka mengetahui bahwa air yang tergenang itu adalah sawah. Tetapi si zaki juga tidak bisa di salahkan jika dia berkata itu adalah laut, mengapa? Karna di tempat kami tinggal di Batam, tiada sawah.. yang ada hanya laut. Jadi wajar saja ketika ia melihat air tergenang yang sangat luas, ia berkata itu laut. Dan ia belum mengetahui seperti apa sawah itu. 

     Terkadang kita pun sering seperti anak-anak itu.. berdebat karna berbeda istilah, berdebat karna mempertahankan sudut pandang dan pemahaman kita masing-masing. Siapa yang salah, dan siapa yang benar? Jika seorang yang berilmu, ia tidak akan menyalahkan orang yang belum mengerti. Ia akan lebih bertoleransi. Orang yang hanya pandai menyalahkan saja.. itu lah orang yang belum berilmu. Terlalu cepat berprasangka.. padahal ia belum mempunyai pengetahuan.

Sudah lah.. hilangkan kebiasaan begitu. Karna di atas yang berilmu masih ada yang lebih berilmu. Semoga kita semua terhindari dari merasa paling tahu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar