Kamis, 17 Agustus 2017

AQAL DAN PIKIRAN

AQAL DAN PIKIRAN

Banyak orang berkata, " dalam mendekat ke Allah jangan memakai Aqal.. pasti tidak akan sampai! bagaimana mungkin mencerna Allah dengan Aqal pikiran?"

Di sini lah letak kesalahan kita, Aqal dan pikiran itu selalu saja di gabung menjadi satu. padahal Aqal, ya Aqal.. pikiran ya pikiran..! itu dua hal yang berbeda.

Beda nya dimana..? mari kita babar..
Pikiran.. ini lebih ke arah logika, hukum pasti, dan sebab-akibat.
Sedangkan Aqal ialah sesuatu yang bersifat bisikan qalbu yang di hujamkan bagi orang-orang yang berserah diri kepada Allah.

Jadi antara pintar dan cerdas itu berbeda.. beda nya orang pintar karna kemampuan pikiran, sedangkan orang cerdas karna karna di qalbu nya telah di bisikkan Allah.

Banyak orang yang pintar, pengetahuan nya banyak, wawasan nya luas. tetapi masih juga mendurhakai Allah. apakah itu yang di katakan berakal? padahal Aqal ialah penjelasan antara benar dan salah. Jadi akal ini lebih dalam dari pikiran.. yaitu wilayah jiwa yang aktif kesadaran nya sehingga bisa membaca yang Haq!

Orang yang selalu bertafakur di tengah malam, sehingga ia sering mendapatkan Ilham-ilham Allah, petunjuk, bahakan ide-ide  yang cemerlang.. itu sesungguhnya apakah orang itu berfikir? tidak ada berfikir! karna yang naamanya Ide.. itu datang sendiri, bukan karna di pikir-pikir. itulah kelebihan orang berakal.. ia dapat membaca petunjuk Allah.

Aqal dan pikiran ini sangat sering bertolak belakang. contoh nya ketika Nabi Nuh diperintah kan membuat  Bahtera di atas bukit. Mengapa ia mau dan menurut? karna ia memakai Aqal.. kalau pakai pikiran atau logika.. yang nama nya membuat bahtera ya di  tepi pantai.

Bahkan ketika Nabi Musa di perintah kan membawa kaum nya ke lautan.. mengapa ia mau dan menurut? padahal lautan itu jalan buntu.. jika kita memakai pikiran. di sini lah Aqal itu sering bertolak belakang dengan pikiran.

Orang yang memakai pikiran ia memakai ilmu pasti dan sebab-akibat.. satu di tambah satu ya hasil nya dua..! Tetapi bagi orang yang berakal.. di sini sudah lah wilayah keyakinan. dan keyakinan itu pancaran cahaya dari Allah. sehingga tiada keraguan di dalam nya dan sangat jelas pada pandangan nya.

Jadi kalimat yang benar seharusnya.. " dalam mencerna Allah itu, jangan lah pakai pikiran, tetapi pakai lah Akal!" karna Aqal ialah wilayah kesadaran jiwa yang telah mendapat kan NUR Allah.. sehingga akan terbaca dengan sangat jelas. tiada meraba-raba.

Mungkin kita pernah bertemu dengan seorang Bijak, apa saja masalah yang kita hadapi dan kita bertanya kepada nya.. ia bisa menjawab dan memberi solusi! Apakah orang bijak itu memakai pikiran? tidak, justru itu lah orang berakal.. terkadang kita juga heran, serumit apa pun masalah kita ia bisa memecahkan dan memberi solusi.

Orang yang masih memakai pikiran, pasti sering galau, pusing stress.. hidup koq di pakai berfikir? ya susah sendiri..
Tetapi bagi orang yang berakal, ia tidak pernah mikir, Hidup nya lebih rileks dan santai.. karna ia bergantung pada pancaran cahaya Allah di dalam qalbu nya. sehingga selalu menunggu perintah, barulah bergerak. bukan lagi karna gerak diri nya sendiri.

orang yang memakai pikiran, pastilah penuh ketakuatan. " kalau tidak bekerja, besok makan apa.. uang nya darimana?" ini lah wilayah sebab-akibat. kerja dahulu baru lah ada uang.

Tetapi bagi orang-orang yang berakal, ia akan diam dahulu.. menunggu petunjuk Allah, maka tiba-tiba muncul lah ide-ide yang belum pernah terpikirkan oleh nya. Setelah ia ikuti bisikan itu maka, ia pun dalam jaminan Allah. dan uang pun datang sendiri dengan cara Allah, bukan dengan cara diri nya. itulah sesungguhnya orang yang cerdas, pintar nya karna di bisikkan pada qalbu nya. bukan karna kemampuan berpikir.

Mengapa di katakan Allah, orang yang tiada berakal itu lebih hina dari binatang ternak? karna binatang ternak itu menurut, jinak pada Nafsu nya. tak bisa berontak sedikit pun. sedangkan orang yang berakal, ini tidak suka ikut-ikutan. ia dapat membedakan salah dan benar. karna wilayah Akal ialah murni tanpa bisikan nafsu. benar ya benar, dan jika salah ya salah.

Jadi dalam beragama kita aktifkan lah aqal ini, sehingga tidak ikut-ikutan orang lain. karna benar dan salah itu sudah ada pada diri kita sendiri. karna Aqal ialah cahaya yang bersumber dari Allah. apakah kita bisa membaca nya..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar