Kamis, 18 Oktober 2018

TIADA GURU-TIADA MURID

TIADA GURU-TIADA MURID..

Mengapa saya ini tak mau di sebut guru? Karna tanpa saya minta dan ingin dianggap, toh kalian juga sudah menjadi murid saya.

Apa bukti nya..?
Selagi kalian mengamalkan apa yang saya ajarkan.. kalian masih menjadi murid, dan saya masih menjadi guru.

Lantas, ngapain lagi saya harus akui dan merasa guru..?

Jika suatu saat kalian meninggalkan saya, atau saya yang meninggalkan kalian. Selagi ilmu itu masih di amalkan.. guru dan murid itu tak akan pernah berpisah.

Lantas, ngapain pula kita merasa di tinggalkan?

Hanya guru baper yang merasa di tinggalkan. Padahal itu berhala diri. Jika tugas kita hanya menyampaikan, mengapa harus kecewa..? Berarti ada yang salah di hati ini. Berarti kita merasa bisa merubah orang lain.. padahal hidayah itu dari Allah.

Seharusnya kita sadar..
Tugas kita hanya mengarahkan.. bukan mengikat harus di ikuti..! Jika sudah begitu.. pasti banyak yang lari.

Mengapa mereka lari..?
Bisa jadi, engkau belum amanah sebagai guru..

Mengajarkan tentang kelurusan..
Tetapi berhala diri semakin menjadi-jadi.. itulah lah yang di hancurkan Allah. Hilang lah segala simpati..

Oleh karna itu.. biar lebih aman..
Lepaskan lah keakuan itu. Tiada guru.. dan tiada murid..







Tidak ada komentar:

Posting Komentar