Senin, 03 September 2018

TINGGALKAN SENSASI TENANG

TINGGALKAN SENSASI TENANG

Dalam berdzikir nafas pasti teman-teman pernah merasakan sensasi tenang. Yaitu suasana yang sangat nyaman, tenang, damai.. sehingga kita menjadi terbuai dan hilang kesadaran. Sangat banyak yang jadi terlelap atau tertidur.

Ternyata sensasi tenang itu juga ada di dalam kehidupan kita. Begitu kita semakin mendekat kepada Allah, maka kita kan terjebak sensasi tenang.

Ciri nya apa..?
Yaitu hidup kita terlalu nyaman dan tenang. Sehebat apa pun masalah nya kita tetap tenang. Karna kita merasa asyik mendekatkan diri kepada Allah. Tiada lagi takut. Karna merasa sudah bersama Allah.

Ternyata itulah orang yang terbuai akan ketenangan. Sehingga kehidupan duniawi nya hancur. Ia merasa rezeki nya sudah di cukup kan Allah. Dan memang benar kebutuhan nya selalu tercukupi.

Orang yang seperti itu hidup nya pasif, tidak produktif . Ia hanya menerima saja. Tetapi tak meneruskan perjalanan yang lebih tinggi. Sehingga soal rezeki atau keuangan ya pasti pas-pasan. Tidak bisa kaya.

Jadi untuk teman-teman yang masih di wilayah tenang saat ini. Naik lah lagi ke wilayah yakin.. teruskan perjalanan..!

Setelah tenang.. naik lagi ke wilayah yakin. Jangan di situ-situ saja..! Tanya pada diri.. apa perintah Allah saat ini..? Kerja kan lah. Lakukan saja dengan berserah kepada Allah.

Banyak yang berkata,
"Orang yang mendalami ilmu Ketuhanan pasti nggak bisa kaya. Pasti hidup nya miskin..!"

Sangat banyak yang memvonis seperti itu. Apa iya..?
Kalau saya perhatikan sih ada benar nya juga. Banyak teman-teman saya yang begitu. Ya termasuk saya juga. Hehe..

Sekarang barulah saya ketemu jawaban nya. Ternyata selama ini kita hanyut di wilayah tenang. Kita tidak sadar selama ini kita itu tertidur. Jadi, untuk teman-teman.. tinggalkan sensasi tenang itu dan naik lah ke wilayah yakin..!

Karna saya sudah mengalami.. maka nya saya buka hal ini. Agar setiap pejalan tahu titik perjalanan kita sudah dimana. Sering-sering lah berkonsultasi kepada guru-guru kita. Agar kita tidak salah kaprah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar